816Agent
816WIN

Selasa, 27 Agustus 2019

Cerita Haru Orang Bawa Jenazah, Ada yang Pakai Angkot Sampai Ojek

Cerita Haru Orang Bawa Jenazah, Ada yang Pakai Angkot Sampai OjekKasus warga tak mampu bayar sewa ambulans pernah beberapa kali terjadi. Padahal beberapa wilayah di Indonesia menyediakan ambulans gratis khusus warga yang akan membawa jenazah atau dalam keadaan darurat seperti sakit. Namun masih ada beberapa rumah sakit yang enggan memberikan fasilitas ambulans gratis ini.
Alhasil, warga harus menggunakan transportasi lain untuk membawa jenazah ke rumah duka. Berikut cerita haru warga yang tak sanggup bayar biaya sewa ambulans:

Salah satu warga Desa Waro, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terpaksa membawa jenazah bayinya menggunakan ojek motor karena keluarga tak mampu membayar biaya sewa ambulans.
Bayi perempuan ini meninggal dunia di RSUD Bima. Namun saat hendak dibawa pulang, pihak rs justru tidak menyediakan ambulans gratis untuk mengantar jenazah tersebut.
"Bukan karena tidak bersedia mengantar, mobil ambulans ada, namun pihak rumah sakit meminta biaya agar bisa menggunakan jasa ambulans," kata Kepala Desa Waro, M Ali.

Sama seperti kasus di NTB, salah satu warga di Lampung Utara terpaksa membawa jenazah bayinya dengan menggunakan angkot. Jenazah bayi bernama Berlin dibawa oleh orangtuanya dari dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) di Jalan Rivai, menuju Bundaran Radin Inten di Hajimena, dengan jarak sekitar 7,1 kilometer.
Awalnya mereka membawa jenazah Berlin menggunakan bus. Namun warga langsung menelepon bantuan ambulans gratis pemkot Bandar Lampung.
Kasus ini berawal karena kesalahpahaman antara pihak rumah sakit dengan orangtua Berlin. Saat itu, nama saat pendaftaran dengan di BPJS berbeda. "Nama yang tertera saat pendaftaran adalah Delpasari, sementara di kartu BPJS tertera Berlin Istana," kata salah satu petugas rumah sakit.
Petugas rumah sakit itu mengatakan jika terjadi hal demikian, harus diurus ulang dan memakan waktu lama. Di sela negosiasi, oknum sopir ambulans meminta uang Rp 2 juta untuk memperpendek urusan.

Satu keluarga di Kecamatan Banjarwangi, Garut Selatan, Jawa Barat, membawa jenazah keluarganya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Slamet ke rumah duka menggunakan jasa transportasi online, Rabu (1/5) pukul 04.00 WIB.
Seorang driver taksi online, Yuny Anggraeni, mengaku sebagai orang yang mengantar jenazah itu menuju Banjarwangi. "Saat itu saya sempat ada perasaan takut namun saya beranikan bertanya apa penyebab meninggalnya. Ternyata jenazah tersebut adalah ibu dari yang mengorder dan meninggal sekitar pukul 03.00 WIB, akibat penyakit liver," kata Yuny.
Ia mengaku jika jenazah yang harus ia bawa adalah korban dari kecelakaan, maka bukan tidak mungkin orderan tersebut akan ditolaknya karena takut. Setelah mengetahui yang akan diantar adalah jenazah yang meninggal akibat sakit, meski ada rasa takut akhirnya ia pun memberanikan diri untuk berangkat ditemani suaminya, Gimin dengan tujuan menolong.