816Agent
816WIN

Jumat, 21 Juni 2019

Polisi Tangkap Rahmat Baequni Terkait Kasus Hoaks Petugas KPPS Tewas Diracun

Polisi Tangkap Rahmat Baequni Terkait Kasus Hoaks Petugas KPPS Tewas DiracunRahmat Baequni dibawa ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat. Dia diperiksa terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks.

"Iya (ditangkap). Saat ini masih diperiksa di Polda Jabar," kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko saat dihubungi Jumat (21/6).
Trunoyudo mengatakan, pihaknya akan membeberkan hasil penyelidikan kepada publik siang ini. "Nanti ya kang habis salat Jumat. Sekarang masih rapat. Saya juga belum pegang datanya," ujar dia.
Sebelumnya, kasus penyebaran hoaks yang menjerat Rahmat Baequni ditangani oleh Mabes Polri. Namun, Selasa (18/6) dilimpahkan ke Polda Jabar. Kasus ini bermula dari video ceramah Baequni yang tersebar di media sosial.
Baequni menyebut penyebab ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia karena diracun. Awalnya, Baequni bertanya mengenai fenomena meninggalnya ratusan petugas KPPS dalam Pemilu 2019.
Dalam rekaman video yang beredar, Rahmat Baequni bilang kalau telah ditemukan zat beracun dalam cairan jasad petugas KPPS yang meninggal.
Berikut teks yang diucapkan dalam video:
"Bapak ibu, boleh saya cerita bapak ibu? Seumur-umur Pemilu dilaksanakan, jujur, boleh saya jujur? Enggak apa-apa ya? Bapak-bapak ada yang sudah senior,e nggak sebut sepuh karena berjiwa muda. Seumur-umur kita melaksanakan Pemilu, pesta demokrasi, ada tidak petugas KPPS yang meninggal? Tidak ada ya? Tidak ada," kata Baequni dalam potongan video tersebut.
"Tapi kemarin, ada berapa petugas KPPS yang meninggal? 229 orang? Itu dari kalangan sipil, dari kepolisian berapa yang meninggal? Jadi total berapa? 390 orang meninggal. Sesuatu yang belum pernah terjadi dan ini tidak masuk di akal," lanjut dia.
"Bapak ibu sekalian, ada yang sudah mendapat informasi mengenai ini? Tapi ini nanti di-skip ya. Bapak ibu sekalian yang dirahmati Allah, ketika semua yang meninggal ini dites di lab, bukan diautopsi, dicek di lab forensiknya, ternyata apa yang terjadi? Semua yang meninggal ini, mengandung dalam cairan tubuhnya, mengandung zat yang sama, zat racun yang sama. Yang disebar dalam setiap rokok, disebar ke TPS. Tujuannya apa? Untuk membuat mereka meninggal setelah tidak dalam waktu yang lama. Setelah satu hari atau paling tidak dua hari. Tujuannya apa? agar mereka tidak memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi di TPS," kata Baequni.
Pernyataan Baequni bertentangan dengan keterangan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila S Moeloek. Menkes menilai tidak ada kejanggalan dalam kasus meninggalnya petugas KPPS. Menurut dia, para petugas KPPS itu meninggal karena masalah kesehatan.