
Ketua OSIS SMP Negeri 38 Rejosari, inisial ABN, korban penganiayaan yang mengalami patah di hidung MFA (14), akibat dihajar oleh rekan satu kelasnya MR dengan menggunakan lutut kaki.
ABN mengetahui secara persis bagaimana peristiwa kekerasan itu terjadi karena dia adalah rekan satu kelas antara pelaku dan korban.
"Awalnya bercanda dia (MR), tapi kenak hidungnya (MFA). Tak dipukul pakai kayu, kena lutut MR ini pak. Kena pukul kayu memang ada juga tapi bukan MR yang melakukan. Kena tokok di kepala," kata ABN, Senin (11/11).
Menurutnya, kejadian itu berlangsung saat jam belajar mengajar dengan mata pelajaran Seni Budaya. Saat kejadian kondisi di ruangan kelas katanya memang gaduh dan guru sempat menyuruh siswa untuk tenang.
"Ibuk di kelas sudah ngomong jangan main-main di belakang ya nak. Tetap aja orang-orang di dalam kelas ni main-main pak," jelasnya.
Alami Patah Hidung
Akibat perlakuan dari rekan satu kelasnya MR, MFA langsung menghubungi orang tuanya untuk minta dijemput karena kondisi yang terluka pada bagian hidungnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus penganiayaan yang terjadi di SMP N 38 Pekanbaru ini, diceritakan oleh orang tua korban, dr Rosilawati.
Dia menceritakan kisah tragis yang menimpa anak ketiganya tersebut MFA diperlakukan tidak manusiawi oleh ketiga rekannya yakni MR, RY dan CL.
Adegan dilakukan secara bergantian dan ada jeda dalam pemukulan tersebut. Ibu korban bahkan mengungkapkan sempat dihubungi oleh anaknya usai kejadian minta dijemput karena sakit.
Lala saat itu menceritakan bahwa dirinya sedang lagi ramai pasien. Karena kesibukan itu, paman korban menjemput keponakan ke sekolah. Dari sana diketahui anaknya mengalami patah hidung dan harus mendapat penanganan medis di Rumah Sakit.
Dari keterangan anaknya tersebut, dia mendapat perlakukan tidak senonoh saat berlangsung jam belajar mengajar mata pelajaran Seni Budaya.
Guru pada saat itu ada di depan kelas. Dari keterangan ibu korban diketahui juga bahwa sebelum mengalami patah hidung, anaknya dipukul menggunakan pakai kayu dan ditinju di bagian lengan. Bahkan, anaknya sering di palak setiap hari.
Kejadian ini viral di media sosial. Terjadi pada hari Selasa (5/11). Pada hari itu langsung dilakukan tindakan operasi sampai hari Rabu (6/11). Kamis (7/11) dr Rosilawati resmi melaporkan kasus kekerasan ini ke Polresta Pekanbaru. Kasus ini kini tengah dalam penyidikan kepolisian.