816Agent
816WIN

Selasa, 19 November 2019

Cerita Sedih 1 Keluarga Asal Indonesia Tinggal di Hutan Malaysia

Cerita Sedih 1 Keluarga Asal Indonesia Tinggal di Hutan Malaysia

Satu keluarga Pekerja Migran Indonesia hidup telantar di dalam hutan, Batu 9, Bintulu, Sarawak, Malaysia. Mereka terdiri dari seorang ibu, yaitu Milda Sitomorang (45) asal Sumatera Utara, dan lima orang anaknya, yakni Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4) dan Puteri (2).
Ibu dan lima anak itu dievakuasi oleh Konsulat Jenderal RI Kuching dari tempat penampungan di Bintulu, dan dibawa dengan menggunakan mobil ke shelter KJRI di Kuching.
Mereka diangkut ke shelter KJRI Kuching setelah sang suami meninggal dunia karena menderita penyakit, dan mereka ditampung selama dua bulan di Bintulu.
Satu keluarga itu ditemukan warga setempat dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Suami dari Milda, yaitu Erwin (37), asal Sulawesi Tengah, saat ditemukan dalam keadaan sakit komplikasi parah.
Kemudian ibu tersebut harus berjalan berkilo-kilo meter berjualan sayur ke Pasar Bintulu. Sementara kelima anaknya ditinggalkan di rumah dan bermain di dalam hutan.
Menghadapi kenyataan itu, ada orang yang peduli membantu keluarga tersebut. Tidak hanya dari aktivis kemanusiaan Indonesia, yaitu Forum Masyarakat Muslim Indonesia (FMMI) yang ada di Bintulu, masyarakat Malaysia yang tergabung di Medsos Bintulu News juga turun tangan membantu. Pegiat kemanusiaan Medsos Bintulu News yang pertama kali membantu mereka.
"Saya awalnya melihat ibu ini sering menjajakan sayur di Bintulu dengan berjalan kali. Dan saat pulang dan pergi, ibu ini sering memberhentikan mobil, mungkin ingin menumpang, tapi orang-orang melihatnya ibu ini sudah gila," kata pegiat Medsos Bintulu News Franscis di Bintulu, Selasa (19/11).
Berawal dari itulah, Franscis berinisiatif mencari tahu siapa ibu itu dengan cara mengikuti hingga ke rumah yang ditinggali.
"Dari sini, saya ketemu rumahnya, dan saat saya bersama teman-teman melihat kondisi dalam rumah sungguh sangat menyedihkan, ternyata suaminya dalam kondisi sakit berat. Sementara anak-anaknya kondisinya juga sangat tragis, seperti tidak diurus, sangat kumal, dekil, tidak berbaju serta kekurangan makanan dan minuman," kata warga Bintulu ini.

Sang Suami Sempat 2 Minggu Dirawat di Rumah Sakit

Melihat kondisi seperti itu, Franscis dan pegiat kemanusiaan Bintulu lainnya memberikan bantuan. Karena sakit, bapak dari lima anak itu dibawa ke rumah sakit Bintulu, sedangkan ibu dan anak-anaknya mendapatkan bantuan makanan, minuman dan perawatan.
"Kemudian dengan melakukan koordinasi bersama pihak FMMI dan masyarakat peduli kemanusiaan lainnya, kami berusaha menolong sang suami. Semua fasilitas terbaik dan biayanya rumah sakit kami berikan, namun Tuhan berkehendak lain. Setelah dua minggu dirawat, suami ibu ini akhirnya mengembuskan napas terakhir," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu pengurus FMMI di Bintulu, Muhammad Kholili asal Madura, Jawa Timur, mengatakan pihaknya mengetahui ada keluarga asal Indonesia yang telantar dan sakit-sakitan itu dari Franscis.
"Mengetahui suami ibu itu masuk rumah sakit kami bersama kawan-kawan langsung menjenguk ke rumah sakit. Kami bersepakat akan membantu keluarga ini, selain perobatan, usai suaminya meninggal dunia, kemudian ibu dan anak-anak ini kami tampung dan rawat, sambil menunggu pihak KJRI datang menjemput," katanya.
Saat ini, ibu dan lima anaknya masih dalam proses penanganan pihak KJRI Kuching. Saat akan digali informasi lebih panjang, Ibu Milda ini sulit untuk berkomunikasi yang diduga mengalami stres.