816Agent
816WIN

Kamis, 10 Oktober 2019

Pembunuh yang Umumkan Aksinya Pakai Speaker Masjid Seorang Residivis

Pembunuh yang Umumkan Aksinya Pakai Speaker Masjid Seorang Residivis

Iwan (30) menjadi tersangka tunggal dalam kasus pembunuhan terhadap Tumin (55), penjaga malam di SPBU Jambearum. Polisi menjeratnya dengan pasal pembunuhan berencana, yang membuat Iwan bisa terancam hukuman mati atau seumur hidup.
Melihat uniknya aksi pembunuhan Iwan dengan mengumumkan sendiri perbuatan kejinya lewat speaker masjid, banyak yang mengira pelaku memiliki gangguan jiwa. Belum dipastikan hal tersebut. Namun dari keterangan beberapa tetangga, Iwan memang punya kebiasaan buruk. Selain kerap mengonsumsi minuman keras, Iwan juga menggunakan pil koplo. Di sisi lain, Iwan juga memiliki nasib malang, karena sejak lama ditinggal ibunya.
"Dia itu sekolah cuma sampai kelas 3 SD. Dia tinggal sendiri. Ibunya pergi ke Jakarta untuk bekerja dan nikah lagi, tapi katanya cerai lagi," tutur tetangga Iwan, Sumarno
Rumah Iwan bersebelahan dengan rumah sang paman, yang saat ini sedang sakit-sakitan. Tidak diketahui di mana ayah Iwan berada.
Sang ibu terakhir kali menjenguk Iwan beberapa tahun yang lalu, sebelum Iwan masuk penjara. Iwan memang diketahui residivis kasus kekerasan dengan senjata tajam. Sebelumnya dia memang pernah dibui.
"Ini baru beberapa tahun bebas. Tapi saat itu korbannya tidak sampai meninggal dunia, hanya luka," papar Sumarno.
Diduga karena latar belakang itu, Iwan memiliki perilaku yang kerap bermasalah. Ke mana-mana sering membawa senjata tajam seperti parang. "Tapi dia tidak pernah bikin masalah di dusun sini. Biasanya di luar dusun ini bikin ributnya," jelas Sumarno.
Tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan yang dilakukan Iwan terjadi di luar kampung Iwan. Yakni di luar Dusun Krajan, meski sama-sama di Desa Jambearum.
"Kalau sudah mabuk karena ngepil, sudah kayak orang gila," jelas Sumarno.
Meski demikian, Iwan masih memiliki citra baik di mata tetangga. Jika tidak mabuk, Iwan kerap ramah. "Memang tingkahnya kayak jagoan, ke mana-mana bawa parang. Jadi warga banyak yang takut. Tetapi sebenarnya baik, sopan dan ramah kalau yang kenal," tutur Elis Suprihatin, istri Sumarno.
Elis mencontohkan, saat anak perempuannya yang duduk di bangku SD bertemu Iwan beberapa hari yang lalu. Saat itu putrinya memang lagi sakit demam. "Ditanya sejak kapan sakit? Lalu dipijat tangannya. Ramah kalau ke anak kecil," pungkas Elis yang rumahnya persis di depan rumah Iwan.