Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) menilai insiden terbakarnya pipa Pertamina tidak akan terjadi jika PT KCIC melakukan koordinasi saat pengerjaan proyek kereta cepat di kawasan Melong, Kota Cimahi, Selasa (22/10).
Indikasi pelanggaran prosedur pekerjaan tidak akan ia singgung manakala pihak kontraktor meminta pendampingan dari Pertamina saat melakukan penggalian di area pipa.
"Prosedurnya, kalau menggali itu harus ada jarak tiga meter (dari pipa). Nah dua prosedur ini karena tidak dilakukan. Eksavatornya mengenai pipa, sehingga terjadi ledakan. Dan ada korban jiwa dari pekerja," kata Emil usai menggelar pertemuan bersama PT Pertamina Regional Jawa Barat di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Kamis (24/10).
Di sisi lain, Pertamina tengah melakukan monitoring dan mitigasi dampak ledakan itu terhadap masyarakat, termasuk pencemaran ke sejumlah sawah di sekitar lokasi. Nantinya, kerugian yang dialami masyarakat ia tegaskan menjadi tanggung jawab PT KCIC.
Lalu, Emil memastikan suplai bahan bakar ke wilayah Bandung Barat dan Cimahi tetap terjaga. Sebab, Pertamina memiliki jalur pipa baru yang posisinya tak jauh dari pipa lama.
"Nah jadi tadi sudah diputuskan minyak per hari ini BBM sudah normal lagi. Kapasitas aliran tadi sekitar sekitar 250 kilo liter per jam itu kembali normal," jelasnya.
Permintaan penjelasan kepada PT KCIC pun akan ia lakukan mengenai keluhan dari pemerintah daerah. Ia menyebut Pemerintah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta mengeluhkan koordinasi yang buruk dengan PT KCIC.
"Di titik lain ada komplain. Ya sudah saya kumpulkan untuk saya tegur agar Kejadian ini jangan terulang lagi. Termasuk koordinasi ke pemerintah daerah," tutupnya.