816Agent
816WIN

Senin, 28 Oktober 2019

Perahu Nelayan Terbalik di Pantai Selatan Garut, Satu Warga Meninggal

Perahu Nelayan Terbalik di Pantai Selatan Garut, Satu Warga Meninggal

Sebuah perahu terbalik di perairan Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (27/10). Seorang nelayan dikabarkan meninggal dunia dan satu lainnya hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menyebut bahwa peristiwa terbaliknya perahu terjadi pada Minggu (27/10) sekitar pukul 04.00. "Perahu yang terbalik namanya Mojang Santolo dan terdapat dua nelayan di atas perahunya," ujarnya.
Tubagus menyebut, perahu tersebut terbalik di sekitar pelabuhan Santolo Cilauteureun, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Diperkirakan perahu tersebut terbalik saat hendak kembali ke pelabuhan usai melakukan aktivitas mencari ikan di laut.
"Awalnya perahu terbalik itu diketahui oleh para nelayan di sekitar pelabuhan. Lokasi terbaliknya di arah pintu masuk pelabuhan. Para nelayan langsung membantu dan diketahui ada seorang nelayan meninggal dunia bernama Eli (65) warga Kampung Kiarakohok, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut dan langsung dievakuasi," katanya.
Satu orang nelayan lainnya yang diketahui bernama Ade Miftahudin (58), warga Kampung Apid, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet. Dia masih belum ditemukan. Saat ini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian, namun terkendala dengan kondisi pelabuhan yang sedang kering.
"Jadinya perahu tidak bisa keluar dari pelabuhan, paling besok pagi," ucapnya.
Tinggi gelombang di wilayah pantai selatan Garut cukup ekstrem. Ketinggiannya mencapai 2,5 hingga 3 meter. Titik aman tinggi gelombang adalah sekitar 1,5 meter.
Saat kejadian, berdasarkan data yang diterimanya, tinggi gelombang tidak terlalu ekstrem. Namun kondisi kabut yang cukup pekat dan menjadikan pandangan para nelayan lebih terbatas.
Sejumlah nelayan sendiri, menurut Tubagus memang tidak sedikit yang memaksakan diri untuk melakukan kegiatan mencari ikan. "Ikan sedang bagus sehingga tidak sedikit yang melaut. Tapi memang banyak juga nelayan yang memilih tidak melaut karena kondisinya yang seperti sekarang (ekstrim)," katanya.