816Agent
816WIN

Rabu, 23 Oktober 2019

2 Wartawan Jadi Korban Saat Kerusuhan Penonton di Stadion Mandala Krida Yogya

2 Wartawan Jadi Korban Saat Kerusuhan Penonton di Stadion Mandala Krida Yogya

Laga derby Mataram antara PSIM Yogyakarta melawan Persis Solo yang digelar di Stadion Yogyakarta, Senin (21/10) berakhir ricuh. Kericuhan tidak hanya terjadi di area lapangan, namun juga menjalar hingga area luar Stadion Mandala Krida.
Akibat kericuhan ini sejumlah fasilitas mengalami kerusakan seperti dua mobil dan dua sepeda motor milik polisi. Selain itu dua wartawan turut menjadi korban.
Kedua wartawan yang menjadi korban adalah fotografer Radar Jogja Guntur Aga dan wartawan Goal Indonesia Budi Cahyono. Guntur menjadi korban pemukulan suporter, sedangkan Budi menjadi korban intimidasi dari pemain PSIM Yogyakarta.
Guntur menceritakan bahwa dia sempat mengalami tiga kali pemukulan di tengkuk dan kepala belakang. Guntur menjadi korban pemukulan oleh suporter saat tengah meliput pertandingan antara PSIM melawan Persis.
Saat menjadi sasaran pemukulan, Guntur mengungkapkan dia tengah memfoto petugas pemadam kebakaran (damkar) yang sedang mengevakuasi korban. Saat sedang memotret, dia pun diminta menghapus foto tersebut oleh orang. Karena tidak menuruti permintaan tersebut, Guntur pun kemudian dipukuli.
"Kondisi saat itu chaos. Saya melihat ada petugas Damkar mau mengevakuasi suporter di tribun barat sebelah utara. Setelah saya motret, tiba-tiba ada yang mencekik dari belakang lalu badan saya dipukul ramai-ramai. Saya lihat ada satu orang pakai kaos suporter, tapi lainnya enggak tahu," ujar Guntur, Selasa (22/10).
Sedangkan Budi menjadi korban intimidasi oleh pemain PSIM bernama Achmad Hisyam Tolle. Budi saat itu tengah memotret Tolle yang menendang pemain Persis, Shulton. Tolle pun kemudian meminta Budi untuk menghapus file tersebut.
Budi sempat didorong oleh Tolle yang berusaha merebut kamera dan menghapus file di kamera Budi. Akibat dorongan ini, Budi pun terjatuh dan kehilangan kacamata.
"Saya coba pertahankan kamera saya. Saya sempat didorong karena memertahankan kamera saya. Tolle minta file di kamera dihapus. Akibat dorongan ini kacamata saya jatuh dan hingga saat ini enggak ketemu," ujar Budi saat dihubungi.
Budi menerangkan saat Tolle mengintimidasinya, saat itu ada Herdika Arga dan Aldaier Makatindu. Keduanya coba menenangkan Tolle yang mengamuk dan mengitimidasi Budi.
"Kamera saya sempat diambil Tolle. Lalu saya bilang ke dia, jangan di sini (pinggir lapangan) hapus fotonya. Biar lebih aman karena kondisi ricuh. Lalu saya diajak Arga ke ruang ganti sambil dia menenangkan Tolle bersama Aldaier. Di ruang ganti, Tolle meminta semua foto yang ada gambarnya di kamera dihapus. Saya turuti karena foto masih bisa direcovery. Untungnya kamera saya tidak rusak," ungkap Budi.
Budi menerangkan selama 15 tahun dia menjadi wartawan, baru kali ini ada kasus kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan oleh pemain. Budi pun menyesalkan sikap Tolle yang mengintimidasi dirinya.
"Saya saat itu pakai rompi pink (seragam penanda fotografer) dan pakai id card. Saya juga bukan sekali ini meliput pertandingan. Harusnya Tolle tahu kalau saya wartawan. Sebagai pemain profesional harusnya Tolle tahu bagaimana bersikap kepada wartawan," tegas Budi.