816Agent
816WIN

Kamis, 06 Juni 2019

Pemancing di Perairan Nusakambangan Kocar Kacir Didekati Buaya Kelaparan

Pemancing di Perairan Nusakambangan Kocar Kacir Didekati Buaya KelaparanSepanjang Mei 2019, kemunculan buaya Nusakambangan di perairan Teluk Penyu hingga Laguna Segara Anakan memantik perhatian masyarakat Cilacap, Jawa Tengah. Setelah sempat menghilang nyaris dua pekan, buaya kembali menampakkan diri.

Kali ini, buaya Nusakambangan itu bahkan terlihat agresif. Buaya ini menyambangi pemancing asal Purwokerto yang tengah memancing di perairan Nusakambangan.
Ceritanya, saat itu para pemancing menyewa perahu nelayan Sentolo Kawat. Sudah menjadi kebiasaan, mereka memancing di selat yang terlindung dari terjangan ombak Laut Selatan.
Lantas, mereka pun menyusuri perairan hingga masuk ke muara. Saat itu lah, buaya Nusakambangan nampak di kejauhan.
Buaya itu tak terlihat takut dengan keberadaan manusia di sekitarnya. Bahkan, begitu melihat perahu, buaya itu justru mendekat.
Kepanikan pun terjadi. Pemancing dan pengemudi perahu panik ketika si buaya Nusakambangan berenang mendekati perahu. Mereka kalang kabut menghindari kemungkinan serangan buaya.
"Buayanya mendekat ke perahu. Karena panik justru tidak didokumentasikan," kata Tarmuji, Ketua Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Kabupaten Cilacap, Selasa, 4 Juni 2019.
Ada kemungkinan buaya Nusakambangan itu memburu mangsa sehingga tak takut denga kehadiran manusia. Tentu penampakan buaya Nusakambangan yang terlihat agresif itu membuat masyarakat setempat semakin khawatir.
Buaya di Area Tangkapan Nelayan Cilacap
Pasalnya, lokasi kemunculan buaya itu berada di perairan yang merupakan area tangkap nelayan Cilacap. Ratusan nelayan memasang jaring apung di perairan Selat Nusakambangan hingga Laguna Segara Anakan.
"Itu kan banyak yang memasang jaring apung atau memancing," ujarnya.
Karenanya, nelayan meminta agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan instansi terkait lainnya segera mengevakuasi buaya ini. Mereka khwatir menjadi serangan buaya.
"Justru itu, sepertinya sedang mencari mangsa. Terus terang nelayan sangat resah," ucap dia, yang juga Ketua Kelompom Nelayan Padanarang, Cilacap.
Terlebih, kini perairan Teluk Penyu dan Laguna Segara Anakan banyak didatangi wisatawan. Lalu lintas air pun meningkat seiring masa mudik lebaran 2019.
Sebab itu, MMP Cilacap meminta agar pemudik dan wisatawan mewaspadai keberadaan buaya di tempat ini. Masyarakat diminta hati-hati ketika beraktivitas di sekitar perairan.
Sebelumnya, Koordinator Polisi Hutan BKSDA Wilayah Konservasi Cilacap, Jawa Tengah, Endi Suryo menyatakan tengah mengkaji keberadaan buaya di wilayah ini. Belum diputuskan apakah buaya ini akan dievakuasi atau dibiarkan tinggal di kawasan ini.
Perairan Nusakambangan Habitat Buaya
Pasalnya, Laguna Segara Anakan dan perairan Nusakambangan sudah lama dikenal sebagai habitat buaya muara. Namun, belasan tahun terakhir, buaya memang tak pernah lagi terdeteksi di kawasan ini.
Ia juga mengatakan, Laguna Segara Anakan merupakan ekosistem yang menunjang kehidupan buaya. Hanya saja, belum bisa disimpulkan apakah buaya yang nampak kali ini adalah buaya asli Laguna Segara Anakan atau buaya yang bermigrasi dari tempat lain.
"Ada kemungkinan juga buaya itu terlepas atau dilepaskan oleh pemiliknya," ujarnya, Mei 2019 lalu.
Endi mengemukakan, mengevakuasi buaya juga bukan soal mudah. Selain risiko-risiko dalam proses evakuasi, perairan Nusakambangan juga sangat luas. Cukup sulit untuk menangkap dan memindahkan buaya Nusakambangan ke tempat baru.
Tetapi, ia pun menegaskan bahwa buaya, apa pun jenisnya, adalah hewan dilindungi. Karenanya, ia meminta agar masyarakat tak memburu apalagi sampai membunuh buaya ini.
Terlebih, Laguna Segara Anakan, sebagaimana kawasan muara lain di Indonesia memang telah dikenal sebagai habitat buaya. Sebelumnya, buaya dilaporkan menampakkan diri di Sungai Ijo dan Luk Ulo, Kebumen.
Kemunculan buaya lainnya adalah di Pangandaran, Jawa Barat. Tetapi, BKSDA belum menyimpulkan apakah buaya di Kebumen atau Pangandaran dengan buaya di Nusakambangan adalah individu yang sama.
"Memang menciptakan harmoni antara manusia dan buaya itu agak sulit. Tapi yang tidak boleh dilupakan bahwa perairan Laguna Segara Anakan juga merupakan habitat buaya," dia menegaskan.
BKSDA juga telah memasang papan peringatan waspada buaya dan mensosialisasikan agar nelayan berhati-hati ketika beraktivitas di perairan ini. Nelayan diminta untuk tak melaut seorang diri.