816Agent
816WIN

Sabtu, 27 Juni 2020

Putus Penyebaran Covid-19, Pemprov Jabar Gelar Rapid Test Massal di Bogor

Putus Penyebaran Covid-19, Pemprov Jabar Gelar Rapid Test Massal di Bogor

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan melakukan rapid test dan swab test di tiga lokasi di Bogor. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti mengatakan, Dinas Kesehatan menyiapkan 1.200 kit rapid test untuk pelaksanaan rapid test di tiga lokasi di Bogor yakni di Stasiun Bogor 500 kit, di Stasiun Bojonggede 500 kit, dan di Pondok Pesantren Al Falakiyah Kota Bogor 200 kit.
Sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dia mengungkapkan, Dinas Kesehatan akan melakukan rapid test dan swab test secara periodik. Harapannya mampu memetakan sekaligus mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Dari beberapa kali hasil tes bisa menjadi bahan pertimbangan kajian epidemiologi untuk menentukan tingkat kewaspadaan suatu daerah," kata Siska, Sabtu (27/6).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan rapid tes di Stasiun Bogor dan Stasiun Bojonggede, sasarannya untuk mengetahui pemetaan penyebaran Covid-19 di moda transportasi kereta commuterline atau kereta rel listrik (KRL).
"Dari hasil rapid tes dan swab tes ini akan diketahui, apakah moda transportasi KRL sudah aman dan apakah sudah dapat ditingkatkan kapasitas angkutnya," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, jumlah kit rapid test sudah signifikan untuk memetakan penyebaran Covid-19 di moda transportasi massal KRL.
"Dari hasil rapid tes dan swab tes ini akan dapat digunakan untuk pemetaan yang lebih akurat sehingga bisa merancang kebijakan yang lebih tepat," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, sedang mempertimbangkan, jika penyebaran Covid-19 di moda transportasi sudah sangat landai atau bahkan nihil, maka dapat diusulkan untuk meningkatkan kapasitas penumpang KRL.
"Kalau saat ini setiap gerbong diisi maksimal 70 orang, maka bisa kita usulkan untuk ditambah menjadi 100 orang, sehingga tidak ada penumpukan penumpang lagi pada pagi hari," tutup Dedie.