816Agent
816WIN

Minggu, 13 Oktober 2019

Murid Sekolah di Sidoarjo Cari Pembuktian Hari Tanpa Bayangan

Murid Sekolah di Sidoarjo Cari Pembuktian Hari Tanpa Bayangan

Sebanyak 14 murid SMP Pembangunan Jaya 2, Sidoarjo yang tergabung dalam PJ Astronomi Klub, ikut membuktikan fenomena hari tanpa bayangan, atau kulminasi matahari. Kegiatan itu, dipandu oleh lima orang pembina di sekolah.
Sebelumnya, para peserta diberi pelatihan di kelas, dan dibagikan alat peraga matahari yang terbuat dari kertas. Lalu, mereka bersama-sama menuju halaman sekolah untuk mendokumentasikan benda-benda yang sudah dibawa peserta dari rumahnya, di bawah terik matahari.
Kepala School Science Center (SSC) Sekolah Pembangunan Jaya 2, Sidoarjo, Eulis Inalandiyawati mengatakan, kegiatan itu merupakan salah satu praktik program belajar yang rutin dalam setiap minggunya.
"Mereka murid mulai dari kelas 7-9. Setiap minggu diberikan materi yang berbeda-beda, tentang langit, ruang angkasa. Contohnya hari ini, Jumat (12/10), mengenal fenomena hari tanpa bayangan," katanya.
Eis mengungkapkan, dalam kegiatan itu, ada sebagian peserta yang sempat kebingungan dengan hasil bayangan dari benda yang dibawanya. Selain dipandu penentuan hasil oleh pembina, mereka bisa saling berbagi dengan pengalaman pengamatan yang diperolehnya.
"Sebelumnya, peserta dibebaskan membawa benda yang akan dijadikan objek pengamatan. Seperti, spidol marker, botol minum, mainan dan lainya. Hasilnya rata-rata sama, sekitar pukul 11.15 WIB titik bayangan objek, tepat di bawah," terangnya.
Sementara itu, seorang peserta atau murid dari kelas 7, Ayumi mengaku senang dengan kegiatan itu. Selain puas dengan hasil pengamatannya, juga pengalaman mengenal ruang angkasa.
"Tadi pukul 10.57 WIB bayangan botol masih belum di tengah, masih di sisi kiri. Tapi pukul 11.15 WIB sudah di tengah, seperti tidak ada bayangan. Sekitar satu menitan," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Jawa Timur dalam beberapa hari ke depan akan 'dilanda' fenomena Kulminasi Utama. Fenomena ini, disebut juga hari tanpa bayangan, karena matahari diprediksi akan berada tepat di atas kepala.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, setidaknya akan ada 38 kabupaten/kota di Jatim yang diprediksi mengalami kulminasi utama tersebut.
"Kulminasi utama merupakan fenomena di saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Ketika itu, matahari akan berada di titik zenit atau tepat di atas kepala.
Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto, Rabu (9/10).
Berdasarkan catatan BMKG, sejumlah daerah di Jatim yang akan mengalami hari tanpa bayangan itu akan dimulai pada Jumat (11/10). Daerah yang terdampak antara lain, Sumenep, Bangkalan dan Tuban. Selanjutnya pada Sabtu (12/10); Surabaya, Pamekasan, Sampang, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Ngawi.
Kemudian pada Minggu (13/10); Situbondo, Kraksaan, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Mojosari, Mojokerto, Jombang, Ngasem, Kediri, Nganjuk, Caruban, Madiun dan Magetan.
Lalu, pada Senin (14/10); Bondowoso, Jember, Lumajang, Malang, Kepanjen, Batu, Kanigoro, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan. Terakhir, pada Selasa (15/10); Banyuwangi.
Selain ketiadaan bayangan, dampak dari kulminasi utama itu adalah adanya peningkatan suhu udara yang diprediksi bakal semakin panas.