816Agent
816WIN

Senin, 13 Januari 2020

Bukan Soal Ucapan Ultah, Siswi SMP Solo Di-DO Karena Komunikasi dengan Teman Pria

Bukan Soal Ucapan Ultah, Siswi SMP Solo Di-DO Karena Komunikasi dengan Teman Pria

Siswi kelas VIII SMP IT Nur Hidayah Solo berinisial AN dikeluarkan atau drop out (DO) dari sekolah. Santer beredar kabar, AN dikeluarkan karena memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada teman prianya.
Pihak sekolah menyatakan, AN dikeluarkan gara-gara menjalin hubungan berlebihan dengan siswa. Sekolah ini memang memberlakukan larangan pada anak didik untuk menjalin hubungan berlebihan dengan lawan jenis. AN sudah beberapa kali kedapatan menjalin hubungan komunikasi dengan pelajar laki-laki. Ini terjadi sejak AN duduk di kelas VII.
Kepala SMP IT Nur Hidayah, Zuhdi Yusroni membenarkan telah mengeluarkan AN dari sekolah. Keputusan tersebut bukan sekadar ucapan selamat ulang tahun. Lebih karena hubungan berlebihan dengan lawan jenis. Dia menyayangkan, yang justru beredar seolah siswi tersebut dikeluarkan dari sekolah hanya gara-gara menyampaikan ucapan ulang tahun kepada teman siswa lawan jenis.
"Nggak mungkin kalau cuma masalah chat ucapan selamat ulang tahun kemudian mengeluarkan anak itu. Itu kan sesuatu yang sangat remeh sekali. Memang bagian itu ada, tetapi kenapa yang diputus itu yang itu. Sebenarnya saya punya bukti banyak screenshoot tapi kan saya nggak mungkin membuka aib ananda," ujar Zuhdi, Minggu (12/1).
Pihak sekolah mengaku memiliki catatan pelanggaran yang akhirnya membuat siswi AN dikeluarkan dari sekolah. Termasuk catatan proses penyelesaian pelanggaran di sekolah sejak AN kelas VII sampai kelas VIII. Orang tua AN juga disebut-sebut mengetahui segala pelanggaran yang dibuat. Siswi AN dan orang tuanya juga beberapa kali diundang ke sekolah untuk mengikuti sidang kedisipilinan. Tahapan yang dilalui hingga keputusan mengeluarkan siswi tersebut cukup panjang.
"Kita itu ada semacam sidang-sidang yang diikuti ananda dan orang tua, bagian kedisiplinan itu beberapa kali tahap. Jadi prosesnya itu panjang sekali untuk semacam itu. Tidak mungkin serta merta kita mengeluarkan, tapi viralnya malah seperti itu kan yang kasihan kan anandanya," ucapnya.
Kabar ini sudah sampai ke Dinas Pendidikan Solo. Dinas Pendidikan akan memanggil Kepala SMP IT Nur Hidayah Solo untuk meminta klarifikasi. Tak hanya kepala sekolah yang dipanggil, wakil kepala kesiswaan, guru BP hingga wali kelas pun bakal diklarifikasi. Dengan pemanggilan tersebut diharapkan Dinas Pendidikan Kota Solo akan mengetahui penyebab dikeluarkannya siswi SMP tersebut dari sekolah.
"Dengan pemanggilan itu nanti kita akan mengetahui penyebab dari hulu hingga hilirnya. Nantinya dengan klarifikasi itu akan saling melengkapi informasi yang sebenarnya," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar SMP Dinas Pendidikan Kota Solo, Bambang Wahyono.
Bambang mengaku baru mengetahui terkait dikeluarkannya siswi tersebut dari berita di media. Pihaknya tidak bisa melakukan intervensi. Sebab sekolah swasta memiliki aturan tersendiri yang biasanya telah disepakati antar pihak sekolah dengan orang tua siswa.
"Kalau itu sudah aturan almameter dari pada sekolah setempat, mestinya antara sekolah dengan orang tua sudah ada deal-deal atauapun persetujuan di awal terkait aturan."
Dia menduga pihak sekolah mengeluarkan siswi tersebut tidak serta merta hanya karena melakukan satu kesalahan. Dugaannya siswi ini telah melanggar berbagai aturan yang telah disepakati oleh sekolah dan orang tua siswa saat awal masuk sekolah.
Apalagi sekolah swasta yang berpayung Islam biasanya memiliki aturan yang lebih ketat untuk mengatur para siswanya. Dia yakin dikeluarkannya siswi SMP tersebut sudah dengan segala pertimbangan matang.
"Jikalau tindakan itu sampai dikeluarkan mungkin karena anak sudah berkali-kali melanggar. Lha itu perlu ditanyakan kepada pihak sekolah dan orang tua. Kalau mereka sudah saling menerima, ya sudah karena memang dulu saat orang tua akan menyekolahkan mestinya sudah ada deal-deal perjanjian. Kami sangat yakin itu," imbuhnya.

Tata Tertib Sekolah

Zuhdi mengaku belum mengetahui rencana pemanggilan dari Dinas Pendidikan. Hanya saja jika memang benar dipanggil, dia siap memenuhi panggilan tersebut guna memberikan keterangan terkait keputusan mengeluarkan siswi tersebut.
"Kami belum mengetahui itu dan belum ada surat. Nanti kita koordinasi dengan dinas, artinya kalau dinas memanggil insyaallah data-data (pelanggaran siswa) akan dibawa. Karena kita nggak mungkin mengeluarkan hanya gara-gara masalah itu," kata Zuhdi.
Sekolah mengklaim sering kali memberikan pembinaan, nasihat, pemanggilan orang tua, dan kelonggaran agar siswa dan siswi di SMP tersebut, termasuk AN, memperbaiki diri serta tak berhubungan dengan lawan jenis secara berlebihan.
"AN pernah menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. Tapi AN sepertinya tidak jera, malah beberapa kali melakukan pelanggaran lagi setelah kena sanksi. Saat akan dikeluarkan kali pertama, kami juga memberikan kesempatan keluarga AN untuk mencari sekolah baru," jelas Zuhdi Yusroni.
Dia memastikan semua siswa diperlakukan sama. Namun, kata dia, siswa atau siswi lain yang melakukan pelanggaran sama, biasanya berhenti atau jera setelah mendapat sanksi. Sehingga poin mereka tidak bertambah.
Kasus dikeluarkannya anak didik seperti AN bukan kali pertama di sekolah ini. Ada beberapa anak yang dikeluarkan tidak melalui mekanisme jumlah poin karena kesalahannya dinilai sangat berat, yakni nyaris berhubungan badan.
"Jadi bukan hanya AN yang dikeluarkan. Dulu pernah ada yang ketahuan nyaris berhubungan badan di luar sekolah, lalu dilaporkan dan langsung kami kembalikan kepada orang tuanya," jelasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar SMP Dinas Pendidikan Kota Solo, Bambang Wahyono menjelaskan, untuk mengeluarkan siswa dari sekolah terdapat tahapan yang harus dilalui. Jika siswa terbukti melanggar, dalam tahap tahap awal akan dibuatkan berita acara.
Setelah itu dilanjutkan dengan pemanggilan. Lantas, ada sanksi ringan terlebih dahulu dan perjanjian hingga surat peringatan.
"Apakah tahap-tahap itu diikuti atau tidak, kami belum tahu. Tapi kalau serta merta langsung mengeluarkakan dan tidak mengikuti tahapan-tahapan itu juga kurang pas," ucapnya.
Hingga berita ini diunggah, keluarga AN, siswi SMP, belum dapat ditemui atau dihubungi untuk dimintai konfirmasi.