
"Baunya menyengat, bikin pusing dan mual apalagi saat terik matahari terasa bau campur ikan mati," kata Bi Siong ,Senin (11/8) warga pesisir pantai Cemarajaya.
Lelaki berusia 47 tahun ini mengatakan, ceceran minyak yang menepi pantai dekat rumah tidak steril diangkat semua, ada ceceran yang tertinggal, apalagi kalau pagi hari tumpahan minyak kembali menepi ke pantai ditambah adanya ikan yang mati diantara tumpukan batu menambah bau tidak sedap.
"Tumpahan minyak masih ada, proses pembersihan kurang maksimal yang membuat tambah pusing adanya ikan-ikan yang mati, " katanya.
Pihak Pertamina Hulu Energi Offshore North Java (PHE-ONWJ) mengklaim terus memperkuat personil dan peralatan untuk menangani pembersihan tumpahan minyak yang tidak tertangkap di laut dan lepas hingga ke pantai dengan dukungan jumlah personil lebih dari 1500 beserta peralatannya.
Selain dukungan dari warga sekitar area terdampak, juga melibatkan anggota TNI yang bekerjasama menangani oil spill sepanjang pantai terdampak di wilayah Karawang. Sejumlah perlengkapan dan peralatan penghadang tumpahan minyak dipasang di pesisir dan muara sungai untuk mencegah meluasnya oil spill di perairan dan aliran sungai.
VP Relation Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya menjelaskan warga yang terlibat dalam aksi pembersihan oil spill ini adalah tenaga pendukung yang melakukan pembersihan ini atas keinginan sendiri. Tenaga pendukung ini adalah warga setempat yang sehari-harinya hidup dan tinggal di kawasan pantai. Mereka dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan pembersihan tumpahan minyak.
"Ribuan warga dan nelayan yang umumnya tidak melaut,dilibatkan sejak awal untuk membantu penanganan limbah minyak yang tercecer di pantai dengan menyiapkan perlengkapan yang sesuai standar HSSE. Mereka juga dicek kesehatannya oleh tim medis yang kita siapkan," jelas Ifki.