
Tongkang diketahui berangkat berlayar dari wilayah Separi, Kutai Kartanegara, menuju muara laut, Jumat (9/8) pukul 00.30 WITA. Sampai di Sungai Mahakam di wilayah kota Samarinda, sekira pukul 10.45 WITA.
"Awal perjalanan, baik-baik saja. Tidak ada yang bocor," kata nakhoda TB Putra Mandar 179, Andang ditemui merdeka.com di atas tugboat, Selasa (13/8).
Namun saat hendak melewati bawah kolong Jembatan Mahakam antara pukul 06.00-11.00 WITA di tengah kondisi pasang Sungai Mahakam, diduga tongkang mengalami kebocoran. Nakhoda lantas memindahkan tongkang mendekat ke tepi sungai agar tidak karam. "Begitu kita tepikan, tongkang jadi miring seperti ini. Bocornya kita duga kena kayu," kilah Andang.
Fakta di lapangan, tongkang yang miring dan kandas itu penuh dengan karatan. Andang menerangkan, usai mengantar batu bara ke muara laut, tongkang itu bakal dimasukkan ke dok kapal, untuk perbaikan. "Kalau bicara layak, tongkang masih layak," kilah Andang.
Lantas bagaimana dengan muatan batu bara yang tumpah dan mencemari sungai? "Kita usahakan nutup (supaya tidak tumpah). Tapi ya sudah (batu bara tumpah ke sungai tidak terhindarkan). Ya, sudah 3 hari ini tongkang miring seperti ini," ungkap Andang, seraya menambahkan tongkang itu milik perusahaan pelayaran PT Pelita Batulicin Bersujud.
Kanit Reskrim Polsek Kawasan Pelabuhan Ipda Wahid mengatakan dugaan sementara tongkang kandas dan miring disebabkan kebocoran. "Sementara ini kami baru mintai data-data kejadian kepada ABK (tugboat Putra Mandar 179)," ujar Wahid