"Sejak kuartal pertama awal Januari sampai April saja, penumpang pesawat yang berangkat maupun tiba dari bandara kami mengalami penurunan, sekitar 15 persen," kata General Manager PT Angkasa Pura I, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Hardi Ariyanto, Senin (3/6).
Dia menyebut penurunan penumpang pesawat terbang sangat terasa pada H-4 Lebaran, Sabtu (1/5). Volume penumpang anjlok sekitar 15 persen.
"Kemarin 13.455 penumpang, sedangkan tahun 2018 pada H-4 sekitar 15.778 penumpang, ini mengalami penurunan," jelasnya.
Hardi menjelaskan, penurunan penumpang juga imbas dari kebijakan sejumlah maskapai yang mengurangi frekuensi penerbangan dari berbagai kota menuju Semarang. "Jadi ada pengurangan penerbangan. Jika tahun lalu masih ada 136 pergerakan pesawat. Kini kondisinya hanya 116 pergerakan pesawat saja," terang Hardi.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Satriyo Hidayat mengatakan harga tiket pesawat yang mahal berpengaruh pada tingkat okupasi, bahkan imbasnya membuat situasi Bandara Ahmad Yani jadi sepi.
"Ini mengganggu orang-orang yang biasanya naik pesawat dengan mudah, sekarang jumlah penerbangannya berkurang. Selain itu, dengan harga avtur mahal, tiketnya mahal dan mudah-mudahan dengan kebijakan batas atas bawah dari Kemenhub, bisa menormalkan kondisinya saat ini," beber Satriyo.