816Agent
816WIN

Kamis, 17 Oktober 2019

Ini Orang yang Selamatkan Soeharto & Keluarga Saat Mau Diracun Tikus Usai G30S PKI

Ini Orang yang Selamatkan Soeharto & Keluarga Saat Mau Diracun Tikus Usai G30S PKI

Nama Letnan Satu Wahyudi tak pernah bisa dilupakan oleh Soeharto. Dialah orang yang menurut Soeharto berjasa menyelamatkan dirinya dan keluarga usai peristiwa G30S PKI dan saat penumpasan gerakan tersebut.
Tahun 1987, Presiden Soeharto merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-40. Saat acara itu hadir pula penyanyi Titiek Puspa yang membuat aneka kuis untuk keluarga Cendana.
Titiek Puspa bertanya pada penguasa Orde Baru itu, siapa yang membantu keluarga Soeharto saat penumpasan G30S PKI?
Soeharto mengingat-ingat peristiwa 20 tahun lalu dan menyebut satu nama. Lettu Wahyudi yang kala itu menjadi salah satu pengawalnya.

Mau Diracun Tikus

Ceritanya saat suasana panas di tengah penumpasan aksi G30S, seorang wanita tiba-tiba datang ke rumah Soeharto. Wanita itu mengaku sebagai keluarga.
"Istri saya curiga. Lalu tamu perempuan itu ditahan oleh Lettu Wahyudi," kata Soeharto dalam Biografinya yang berjudul Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
Tengah malam perempuan itu bisa meloloskan diri. Namun kopornya tertinggal. Setelah digeledah, isinya ternyata racun tikus.
"Rupanya tamu yang tidak kami undang itu, bermaksud meracuni kami sekeluarga," beber Soeharto.
"Maka Lettu Wahyudi itu yang saya anggap membantu kami sekeluarga pada masa penumpasan G30S?PKI," lanjut Soeharto.

Dijaga Ketat

Setelah penculikan para Jenderal, Soeharto yang menggantikan Ahmad Yani sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat dijaga ketat. TNI AD tak mau kecolongan lagi dengan aksi penculikan seperti saat G30S PKI.
Soeharto dikawal sekitar satu kompi pasukan Angkatan Darat yang berkekuatan 80 orang. Masih ditambah dengan 20 pengawal yang melekat pada Soeharto. Mereka menggunakan jip yang dipasangi senapan mesin dan pelontar granat untuk unjuk gigi.
Mantan Pengawal Soeharto, Kapten Eddie Nalapraya bercerita pernah memasang ranjau anti-tank di jalan menuju rumah Soeharto. Jika ada pasukan penyerang, Eddie pun siap meledakkan ranjau tersebut.
Dia menambahkan, Pasukan Tjakrabirawa dan kekuatan-kekuatan lain yang berseberangan dengan Angkatan Darat juga masih ada. Jika misal ada penculikan lagi, pasti Pak Harto jadi salah satu target utama.
Tahun 1965 hingga 1968 menjadi episode kelam sejarah Indonesia. Pihak Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) menyebut jumlah korban tewas selama kekerasan ini mencapai 450.000-500.000 orang. Sementara Kolonel Sarwo Edhie Wibowo yang memimpin operasi penumpasan PKI menyebut jumlah korban lebih besar lagi.

Related Posts: