816Agent
816WIN

Jumat, 20 Desember 2019

Polisi Buru Pembuat Jejak Kaki Palsu Harimau Sumatera di Pagaralam

Polisi Buru Pembuat Jejak Kaki Palsu Harimau Sumatera di Pagaralam

Jajaran Satreskrim Polres Pagaralam, Sumatera Selatan, memburu pembuat jejak kaki palsu harimau Sumatera. Kepolisian tak ingin situasi ini justru dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk berbuat kejahatan.
Kasat Reskrim Polres Pagaralam, Iptu Acep Yuli Sahara, mengungkapkan aksi pelaku berdampak luas, utamanya keresahan masyarakat. Kabar itu membuat petani setempat tak dapat beraktivitas seperti biasa sehingga perekonomian menjadi lumpuh.
"Karena itu kami tengah memburu pembuat jejak kaki harimau Sumatera, sedang selidiki," ungkap Acep , Kamis (19/12).
Selain itu, kata dia, pihaknya juga tengah mendalaminya pemeriksaan terhadap seseorang yang diduga menyebarkan kabar bohong keberadaan harimau Sumatera. Kasus ini menjadikan fokus perhatian kepolisian karena meresahkan banyak pihak.
"Beberapa waktu lalu kami amankan seorang diduga penyebar hoax, sekarang masih didalami," ujarnya.
Menurut dia, para pelaku, baik pembuat jejak kaki harimau maupun penyebar hoax dapat dikenakan Undang-undang ITE dan kantibmas dengan ancaman pidana penjara enam tahun.
"Kami minta masyarakat tidak melakukannya hal itu lagi karena bisa dipidana," kata dia.

Siapa Pembuat Jejak Palsu

Diberitakan sebelumnya, Polisi Hutan BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Rohmat mengatakan, ada oknum tertentu yang sengaja membuat jejak harimau dengan kaos kaki. Dari 14 laporan masyarakat terkait penemuan jejak kaki harimau, hanya dua di antaranya dipastikan asli yakni di Kampung IV Gunung Dempo Pagaralam dan Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat. Sementara 12 sisanya sengaja dibuat alias palsu.
"Kami banyak menemukan jejak palsu. Jejak telapak kaki harimau dibuat dari kaos kaki dan hampir menyerupai aslinya," ungkap Rohmat, Rabu (18/12).
Jejak palsu tersebut dapat diketahui dari bentuk dan banyaknya yang ditemukan di lokasi, serta jumlah jari. Pembuat jejak palsu belum berhasil mengelabui petugas.
"Masa telapak kakinya cuma ada dua, di depan atau belakangnya tidak ada lagi. Apa harimau bisa terbang?" kata dia.
Menurut dia, oknum pembuat jejak palsu memanfaatkan keadaan dengan maksud menebar keresahan masyarakat. Situasi itu kembali dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, termasuk juga berbuat kejahatan.
"Motifnya sengaja membuat masyarakat resah, oknum-oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi saat ini," kata dia.