816Agent
816WIN

Sabtu, 10 Agustus 2019

Petani Garam Karawang Tunda Produksi Khawatir Tumpahan Minyak Pertamina Makin Parah

Petani Garam Karawang Tunda Produksi Khawatir Tumpahan Minyak Pertamina Makin ParahPetani garam di pesisir pantai utara Karawang berhenti berproduksi akibat dampak air laut sebagai sumber utama pembuatan garam tercemar minyak Pertamina yang bocor hampir satu bulan. Para petani garam memilih tidak produksi untuk menghindari kerugian lebih besar.

Para petani Garam di pesisir utara Karawang, luasnya sekitar 108 hektare, yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Tempuran dan Pedes, merugikan sekitar 64 petani garam yang memproduksi sekitar 927 ton sekali panen.
"Akibat peristiwa oil spill yang tercecer hingga ke pantai, sekitar 64 petani garam berhenti produksi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, Hendro Subroto.
Petani garam, kata Hendro, tersebar di tiga desa, yaitu di Desa Ciparage Jaya, Pasirjaya dan Desa Tambaksari, sehingga hasil produksi sekitar 726 ton dalam sekali panen terancam tak bisa dijual karena sudah terkontaminasi tumpahan minyak yang sudah masuk pada area tambak garam.
"Otomatis dengan adanya tumpahan minyak, produksi garam terancam tidak laku dijual, " katanya.
Akibat air laut tercemar membuat sebagian petani enggan menggarap lahannya, lantaran bahan baku pembuatan garam sudah tidak layak untuk diproduksi menjadi garam.
Suwito (52) petani garam asal Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya mengatakan, sejak adanya insiden kebocoran Anjungan Lepas Pantai YY Area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), Kawarang, petani garam berhenti memproduksi karena air laut sudah terkontaminasi minyak.
"Sejak adanya peristiwa kebocoran anjungan lepas pantai, para petani garam berhenti produksi," kata Suwito, saat ditemui di lokasi.
Dia juga mengatakan para petani garam enggan menggarap lahannya, karena khawatir tumpahan minyak yang terus naik ke bibir pantai akan masuk ke lahan garapan pembuatan garam sehingga akan merugikan semua pihak.
"Petani sudah tidak menggarap lahan tambak pembuatan garam karena khawatir air bercampur bahan berbahaya masuk ke tambak garam, " katanya.
Ketua Koperasi Garam Segara Jaya Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, menjelaskan petani garam menunda aktivitas menggarap lahan tambak garam dalan seminggu terakhir terhitung sejak minggu terkahir bulan Juli.
"Minggu ini sudah kembali produksi tetapi sebagian di wilayah Tambaksari, berhenti produksi, tapi petani di Ciparagejaya sudah normal produksi kembali," jelasnya.