Sebuah peti mati hanyut di Sungai Belo, di bawah jembatan Desa Belo, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, Sulsel, Minggu siang, (31/5). Peristiwa ini bikin heboh warga sekitar.
Kepala BPBD Soppeng, Syahrani menjelaskan, peti mati tersebut ditemukan seiring dengan hujan lebat Pukul 12.30 Wita kemarin. Saat itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD sedang patroli.
Setiba di Sungai Belo untuk mengecek debit air, ada warga yang melaporkan bahwa ada peti mati yang hanyut di sungai. Diduga peti itu berisi jenazah.
"TRC bersama warga kemudian melakukan penyisiran aliran Sungai Belo. Beberapa jam kemudian ditemukanlah peti mati yang hanyut itu di pinggir sungai, belakang rumah warga, tersangkut di kumpulan sampah," kata Syahrani.
Peti mati itu tidak dibuka di tempat karena dikhawatirkan ada isinya. Lalu diangkut menggunakan mobil operasional BPBD Soppeng menuju RS Latemmamala Soppeng.
"Disaksikan anggota dari Polsek dan Koramil setempat serta petugas rumah sakit, peti mati itu kemudian dibuka. Ternyata kosong, tidak berisi jenazah seperti yabg dikawatirkan. Hanya ada bantal dan aroma peti itu masih harum," ujarnya seraya menambahkan, kasus temuan peti mati itu kemudian ditangani Polsek Ganra.
Peti Mati Bekas
Kapolsek Ganra, Iptu Didid Rukminto Putranto yang juga dikonfirmasi mengatakan, asal muasal peti mati itu sudah terungkap berdasarkan laporan yang diterima dari warga.
Dijelaskan, seorang warga Desa Belo bernama Muhammad Isa menyampaikan jika peti mati itu miliknya. Sengaja dibuang ke sungai karena tidak dibutuhkan lagi.
Peti mati ini berdasarkan keterangan Muhammad Isa, kata Didid, adalah peti mati dari jenazah keponakannya, almarhumah Auliyah. Tahun 2017 lalu meninggal di Jakarta dan dikirim ke Soppeng. Jenazah kemudian dikebumikan sesuai syariat Islam dan peti mati itu tidak digunakan lagi.
Tapi karena berpikir siapa tahu suatu hari ada warga yang membutuhkan, maka peti itu disimpan di gudang masjid Nurussalam, Desa Belo karena di masjid itu, Muhammad Isa salah seorang pengurus masjid.
"Mulai tahun 2019 dilakukan rehab masjid itu dan bangunan masjid yang lama dibongkar. Nah suatu hari, dilakukan bersih-bersih masjid itu dan peti mati dibuang ke pinggir sungai karena tidak dibutuhkan lagi. Saat hujan deras kemarin, peti mati itu pun hanyut dibawa arus sungai," kata Didid.
Diakui Didid, temuan peti mati itu sempat menggegerkan warga karena dikira ada isinya.
"Warga khawatir jangan sampai ada isinya. Sekarang ini, lagi pandemi corona jadi semua serba waspada. Tapi alhamdulillah, soal peti itu sudah jelas kini. Dan warga bernama Muhammad Isa, paman dari jenazah Auliyah pemilik peti itu telah meminta maaf. Dia sadari, sedianya peti itu sebelum dibuang, dirusak dulu supaya tidak mencurigakan atau menggegerkan warga," terang Kompol Iptu Didid Rukminto Putranto.