
Polisi masih berupaya mengungkap kasus kematian pasangan suami istri (pasutri) yang ditemukan tergantung di Jembatan Sungai Kalundung, Kabupaten Labuhan Batu, Sumut, Sabtu (2/11). Meski ada luka bekas sayatan senjata tajam di leher jasad korban, polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian keduanya.
"Kita akan mintai keterangan ahli forensik, rencana hari Jum'at (8/11) Kita akan ke RS Siantar untuk melihat hasil autopsi," ujar Kapolsek Bilah Hilir, Iptu Krisnat Indratno, Selasa (6/11).
Hasil autopsi diharapkan dapat mengungkap tabir kematian Herman Ginting (58) dan Sarinah (56), pasutri yang ditemukan tewas tergantung di jembatan. Kematian keduanya mencurigakan, karena di lehernya ditemukan luka akibat sayatan senjata tajam.
Selain menunggu hasil autopsi, polisi juga melakukan sejumlah upaya penyelidikan terkait kematian kedua buruh kebun itu.
"Kemarin kita melakukan rekonstruksi, jadi semua barang yang ditemukan di TKP kita rekonstruksikan kembali. Nanti situasi ini akan kita analisa dan pelajari untuk mengungkap kasus ini," ujar Krisnat.
Sekurangnya ada 8 saksi yang telah dimintai keterangan. "Saksi yang kita mintai keterangan di antaranya pemilik kebun, orang yang menemukan korban pertama kali, dan saksi lainnya," papar Ktisnat.
Diberitakan sebelumnya, jasad Herman dan Sarinah ditemukan tergantung dengan leher terikat tali nilon dan tergantung di bawah samping jembatan Sungai Kalundang, Desa Kampung Padang, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sabtu (2/11). Jasad keduanya kemudian dibawa ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan awal rumah sakit, kuat dugaan mereka korban pembunuhan, karena ada luka sayatan di bagian leher.
"Terdapat luka robek di leher sepanjang 4x15 cm. Kemungkinan karena benda tajam, bisa karena pisau, parang. Kematiannya karena dibunuh. Kalau karena bunuh diri itu kemungkinan kecil," kata dr Rudi, salah seorang dokter yang memeriksa kedua korban.