816Agent
816WIN

Rabu, 04 Maret 2020

Sudah 3 Hari, Bocah SD Hanyut di Sungai Bedadung Jember Belum Ditemukan

Sudah 3 Hari, Bocah SD Hanyut di Sungai Bedadung Jember Belum Ditemukan

Sudah tiga hari, Khoirul Anam, bocah kelas VI SDN Patrang yang hilang di Sungai Bedadung, Jember, belum ditemukan. Pihak Basarnas Jember masih terus mencari jejak bocah tersebut yang diduga hanyut di sungai terbesar dan paling deras di Jember itu. Dalam proses pencarian, tim SAR Basarnas juga dibantu para relawann menyusuri aliran sungai.
"Sampai tadi sore, tim sudah mencari hingga (aliran sungai di) Desa Curah Malang, Kecamatan Rambipuji, Jember," ujar Rudi Prahara, Koordinator Pos SAR Basarnas Jember, saat dikonfirmasi pada Selasa (03/03) petang.
Sebelumnya, Anam dilaporkan tenggelam dan terseret arus sungai saat bermain di sungai Bedadung yang ada di Kecamatan Patrang, pada Minggu (01/03) siang. Informasi yang dihimpun, saat itu Anam bermain bersama dua teman sekelasnya. Kemudian korban berpamitan hendak buang air besar kepada kedua temannya. Nahas, saat itu aliran sungai ternyata sedang deras sehingga Anam terseret aliran sungai.
"Dengan demikian, sampai hari ketiga, pencarian sudah mencapai sekitar 20 kilometer dari titik awal korban di laporkan hilang," lanjut Rudi.
Selain pencarian melalui penyusuran aliran sungai, sebagian tim Basarnas yang berbeda juga meluncur ke Kecamatan Puger. Tepatnya di sekitar muara sungai yang menyambung ke laut Selatan Jawa.
"Sebab ada informasi, terdapat nelayan yang melihat benda terapung di laut. Tetapi tentu saja kami masih harus memastikan kebenarannya," papar Rudi.
Berdasarkan pencarian, jarak antara titik hilang korban di Patrang, hingga muara sungai di Puger, diperkirakan mencapai lebih dari 52 kilometer.
Sesuai prosedur yang berlaku, upaya pencarian akan dimaksimalkan hingga 7 hari, sejak korban dilaporkan hilang pada hari Minggu (01/03) lalu.
Masyarakat juga bisa membantu proses pencarian jika mendapatkan informasi yang diperkirakan terkait keberadaan korban. Upaya pencarian hanya bisa dilakukan sejak pagi hingga sore menjelang.
"Kendala kita, kalau sudah malam, pencarian tidak bisa dilakukan lagi. Karena itu, malam kita gunakan untuk evaluasi sembari menerima berbagai informasi yang masuk," pungkas Rudi.