
Pegiat lingkungan hidup, Erik Ramdani menerangkan dua spesies jenis lumba-lumba tersebut sudah dua kali ditemukan warga nelayan pesisir pantai, saat ditemukan lumba-lumba sudah membusuk terkubur pasir dengan kondisi penuh ceceran limbah minyak berwarna hitam pekat.
"Saat ditemukan sudah membusuk, di pasir bercampur limbah minyak," kata Erik saat dikonfirmasi, Jumat (6/9).
Erik menduga jenis lumba-lumba tersebut, mati terbawa arus gelombang setelah lemas menghirup minyak yang ada diatas perairan pantai hingga mati membusuk terdampar dipantai, penemuan lumba-lumba tersebut telah dilaporkan ke pihak Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang (PSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Dugaan, matinya spesies lumba-lumba itu menghirup minyak," terangnya.
Penyerahan ikan lumba-lumba kepada pihak PSPL, kata Erik, untuk memastikan penyebab kematian karena harus diuji. Laboratorium, ambil sampel kulit, daging dan tulang untuk diuji DNA, uji logam berat dan hidrokarbon.
"Kita sudah serahkan kepada pihak terkait, untuk diuji lab apa penyebab kematian lumba-lumba tersebut," tandasnya.
Sebelumnya, kata Erik, pada Agustus lalu juga ditemukan jenis mamalia jenis lumba-lumba yang sama mengambang ditemukan nelayan sudah dalam keadaan mati.
"Sebelumnya satu spesies ini juga ditemukan mati," katanya.