
Kobaran api membumbung tinggi dan melahap belasan gerbong tidak terpakai yang ditumpuk. Bahkan menjelang dinihari kebakaran semakin membesar.
"Saya tahu saat api sudah besar, sekitar pukul 23.00 Wib. Saat itu belum ada petugas pemadam kebakaran," kata salah seorang warga, Yayah.
Yayah menyebut bahwa sebelum datangnya tim dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB), sejumlah warga mencoba memadamkan api dengan alat seadanya, menggunakan ember dan selang air berukuran kecil.
Namun api semakin tidak terkendali pasalnya, di lokasi tumpukan gerbong juga ditumbuhi ilalang yang mengering.
"Enggak tahu kenapa, tapi setahu saya sering ada warga atau pemulung di sekitar gerbong tersebut," ujarnya.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Purwakarta melakukan proses pemadaman api yang membakar belasan gerbong bekas tersebut.
Kabid Sarana dan Prasarana DPKPB Purwakarta, Dede Supriyatna mengatakan bahwa api pertama kali muncul sekitar pukul 22.30 Wib.
"Kejadiannya terjadi di area belakang Stasiun Kereta Api Purwakarta. Kebakaran diperkirakan mulai terjadi sekitar pukul 22.30 Wib," kata Dede yang berada di lokasi kejadian kebakaran.
Ia menyebut bahwa laporan datang dari pihak stasiun kereta api melalui sambungan telepon, sesaat setelah api mulai terlihat besar membakar sejumlah gerbong.
Dede mengaku belum mengetahui penyebab pasti kebakaran yang menghanguskan tumpukan gerbong yang tidak terpakai itu.
"Kami belum bisa menduga penyebab timbulnya api, saat ini kami masih fokus pada tahap memadamkan api. Setelah proses pemadaman dan pendinginan, mungkin akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.
Setidaknya, ada empat kendaraan pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran bangkai kereta tersebut.
Dede menyebut bahwa jajarannya mengalami kendala yang mengakibatkan kesulitan dalam proses pemadaman api.
"Kendalanya jelas keterbatasan air ya, sulit sumber air, apalagi sekarang sedang musim kering," ujar dia.