816Agent
816WIN

Kamis, 25 Juli 2019

Musim Kemarau, Warga 36 Desa di Sragen Kekurangan Air Bersih

Musim Kemarau, Warga 36 Desa di Sragen Kekurangan Air BersihMusim kemarau di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, membuat 36 desa di 7 kecamatan mengalami kekurangan air bersih. Untuk mengantisipasi krisis air berkelanjutan, pemerintahan kabupaten menggandeng sejumlah perusahaan dan instansi untuk memberikan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu bantuan yang diserahkan hari ini di antaranya puluhan tandon air kecil dan besar ke wilayah rawan kekeringan. Bantuan diserahkan langsung oleh Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati di tiga kecamatan, yakni Miri, Sumberlawang dan Sukodono, Rabu (24/7).
"Ada 99 tandon kecil dan 31 tandon besar yang kita serahkan hari ini. Ini hanya solusi sementara," ujarnya.
Dengan tandon tersebut, diharapkan bisa menampung air bantuan agar tidak tumpah. Sehingga pembagian air bersih nantinya bisa lebih efektif dan adil. Yuni menjelaskan, pembelian tandon tersebut merupakan bantuan program CSR dari rumah sakit dan perusahaan yang ada di Sragen. Selain itu juga berasal dari bantuan warga Sragen serta pengumpulan dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Lebih lanjut bupati menyampaikan, untuk mengatasi dampak kekeringan jangka panjang, dibutuhkan dana dan infrastruktur yang tidak murah. Pihaknya akan menggandeng akademisi untuk mengkaji kekeringan di Sragen.
"Kami menargetkan pengentasan rawan kekeringan minimal 5 Desa secara bertahap pada 2020. Sehingga progres pengentasan kemiskinan bisa berkesinambungan," katanya.
Upaya lainnya, menurut Yuni, adalah dengan memanfaatkan air di Waduk Kedung Ombo (WKO). Pemkab Sragen, kata dia, sudah mendapat lampu hijau dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk pemanfaatan. Hanya saja terkait infrastruktur, masih menunggu CSR dari PLN, terutama untuk Desa Gilirejo Baru Kecamatan Miri.
"Perlu alat khusus untuk memfilter air. Dananya belum ada, baik dari CSR maupun dari kami," pungkasnya