816Agent
816WIN

Jumat, 26 Juli 2019

Dinas di Polda Metro Sejak 2008, Polisi Ditembak di Depok Tak Punya Catatan Buruk

Dinas di Polda Metro Sejak 2008, Polisi Ditembak di Depok Tak Punya Catatan BurukWadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Made Agus mengungkapkan Bripka Rahmat Effendy berdinas di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya sejak tahun 2008. Sejak itu pula, Bripka Rahmat tidak memiliki catatan buruk.

"Enggak ada, enggak ada catatan apa-apa, dia bagus kok," katanya saat dihubungi, Jumat (26/7).
Bripka Rahmat Effendy meregang nyawa di tangan rekan seprofesinya sendiri Brigadir RT. Ia tewas usai diberondong tembakan oleh pelaku.
"Keseharian yang bersangkutan (korban), dia orangnya baik, disiplin," lanjutnya.
Oleh karena itu, saat ia mengamankan pelaku tawuran atas nama Fahrul Zachrie berikut barang bukti celurit. Ia ingin agar pelaku tawuran tersebut menjalani prosedur hukum yang berlaku.
"Kemarin itu dia mengamankan pelaku tawuran sama barbuknya, dilaporkan ke Polsek Cimanggis. Nah setelah Polsek Cimanggis menerima, datanglah yang nembak ini intinya ingin agar permasalahannya dibina oleh orang tuanya. Namun oleh korban disampaikan agar melewati proses prosedur hukum yang berlaku, terjadilah emosi tinggi dan ditembak," jelasnya.
Made mengungkapkan, Rahmat juga menjadi anggota Kelompok Sadar Kamtibmas (Pokdar Kamtibmas) di lingkungan tempat tinggalnya di Tapos, Depok, Jawa Barat.
"Sehari-hari menjaga lingkungan dan aktif untuk menjaga Kamtibmas di tempat dia tinggal," ungkapnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, menjelaskan kronologi penembakan bermula ketika Bripka RE mendatangi ruangan SPK Polsek Cimanggis setelah mengamankan pelaku tawuran inisial FZ pukul 20.30 Wib.
"Dengan barang bukti celurit," kata Argo, Jumat (26/7).
Beberapa saat Bripka RE tiba, orangtua pelaku tawuran inisial Z datang ke bersama Brigadir RT dan Brigadir RA. Mereka meminta FZ untuk bisa dibina oleh orangtuanya.
"Namun Bripka RE langsung menjawab bahwa proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya dengan nada agak keras bicaranya," sambung Argo.
Rupanya, reaksi Bripka RE membuat Brigadir RT meradang. Brigadir RT emosi dan masuk ke ruangan sebelah lalu mengeluarkan senjata dan langsung menembak senjata api jenis HS 9 ke arah Bripka RE sebanyak 7 kali tembakan.
"Selongsong sesuai dengan yang ditemukan 7 selongsong dan mengenai bagian dada ,leher ,paha dan perut sehingga korban meninggal di tempat," jelasnya.
Setelah peristiwa itu, Bripka RE dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta Timur guna menjalani autopsi.