peristiwa itu terjadi Rabu (29/5), subuh menjelang pagi, usai santap sahur. Dewi bermain bersama temannya, di pinggir kolam bekas tambang batubara di Jalan Kebon Agung, Simpang Pasir, Palaran.
"Kejadiannya benar. Korban terpeleset, dan jatuh ke kolam," kata Kapolsek Palaran Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo, dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (29/5) malam.
Korban sempat ditolong setelah warga mendengar teriakannya. "Waktu ditolong warga, masih bernapas, dan dibawa ke rumah sakit. Tapi tidak tertolong lagi oleh medis dan meninggal," ujar Sigit.
Sebenarnya, warga sudah berniat menutup kolam tersebut. Namun niatan itu belum juga sempat dilakukan dan korban tenggelam malah bertambah.
"Jadi benar lokasi kejadian itu di kolam tambang, di Simpang Pasir, masih kawasan Palaran. Warga sempat mau menutup kolam bekas tambang batubara itu, tapi belum kesampaian," tambah Sigit menegaskan.
Sigit menambahkan, pihak sudah berkoordinasi dengan Polresta Samarinda untuk menyelidiki kepemilikan kolam bekas tambang batubara itu. "Kita selidiki, siapa pemiliknya, dan tambang siapa," tegas Sigit.
Natasya menjadi korban ke-34 anak meninggal di kolam bekas tambang. Korban ke 33 sebelumnya, terjadi April 2019 lalu, di Muara Kaman, Kutai Kartanegara.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Provinsi Kalimantan Timur, Pradarma Rupang, juga membenarkan peristiwa itu. "Benar. Tim kami masih di lapangan sekarang ini," kata Rupang singkat.