816Agent
816WIN

Kamis, 12 September 2019

Unjuk Rasa di Jalan Akses Masuk Rudenim Makassar, Kaki Imigran Tergilas Mobil

Unjuk Rasa di Jalan Akses Masuk Rudenim Makassar, Kaki Imigran Tergilas Mobil Sedikitnya 300-an imigran pencari suaka berasal dari Afghanistan, Pakistan, Iran dan Sudan kembali berdemonstrasi di depan kawasan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar di jl Lembaga Bolangi, Desa Timbuseng, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulsel, Rabu, (11/9).
Mereka mengambil sebagian badan jalan yang tidak hanya akses masuk ke Rudenim itu tetapi juga akses ke Lapas Narkotika Bolangi dan Lapas Perempuan Kelas IIA serta akses warga setempat yang pemukimannya dekat kasawan tersebut.
Mereka kembali mendatangi Rudenim, lagi-lagi dengan tuntutan pembebasan 26 rekannya yang diamankan petugas saat mereka berunjuk rasa di Wisma Kalla, tempat Konjen Australia berkantor, 29 Agustus lalu dan ditempatkan ke Rudenim. Rabu, (4/9) lalu, aksi serupa mereka gelar tapi tuntutannya tidak mendapat tanggapan berarti bagi mereka oleh Kepala Rudenim, Boedi Prayitno.
"Kami datang lagi minta rekan kami dibebaskan. Tidak ada lagi negosiasi, mereka harus segera dibebaskan. Mereka tidak bersalah, demonstrasi kami selama ini selalu damai, tidak ganggui rakyat," kata Mohammad Taher, (24) imigran yang selalu mewakili rekan-rekannya bicara ke media dibantu Ismail Ziaie, (24) juga imigran Afghanistan yang lebih fasih berbahasa Indonesia.
Di tengah aksinya dengan panas matahari yang cukup terik, tiba-tiba ada rekan mereka bernama Jak yang berteriak karena kaki kanannya digilas ban mobil yang melintas.
Sontak ratusan imigran yang tadinya duduk semua di sebagian badan jalan sembari teriakkan yel-yel, langsung berdiri dan semakin mendekati pintu gerbang Rudenim yang dijaga pengamanan internal, polisi dan tentara.
"Orang Rudenim harus bertanggung jawab. Kaki teman kami kena mobil orang Rudenim padahal ada jalan luas di samping kami. Kami bukan binatang," teriak Mohammad Taher seraya mengerahkan rekannya untuk membopong Jak yang cidera tumit di kaki kanannya.
Meski pengunjuk rasa kian mendekat ke gerbang dan berteriak minta pertanggungjawaban, kepala Rudenim, Boedi Prayitno tidak juga keluar menemui pengunjuk rasa hingga petang tadi.
Kepada awak media, Boedi Prayitno menantang para imigran itu untuk membuktikan kalau yang menggilas kaki rekannya itu adalah orang dari Rudenim. Karena jalan yang dimanfaatkan untuk berunjuk rasa itu adalah jalan umum.
"Lagi pula, mungkin ditabrak karena sudah mengganggu lalu lintas. Mereka itu tutup jalan, itu akses keluar masuk. Itu salah mereka," tandas Boedi Prayitno. 

Related Posts: