816Agent
816WIN

Rabu, 18 September 2019

Kram di Kaki Bisa Jadi Tanda adanya Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Kram di Kaki Bisa Jadi Tanda adanya Risiko Penyakit Jantung dan StrokeKram pada kaki merupakan masalah yang sering dialami oleh mereka yang kurang berolahraga. Masalah ini biasanya juga dialami oleh banyak orang seiring bertambahnya usia.
Walau pada banyak orang masalah ini sering disepelekan dan tak dianggap serius, namun hal ini tak dapat dipandang sebelah mata. Masalah yang biasa muncul ini ternyata merupakan pertanda dari sesuatu masalah kesehatan yang lebih serius.
Dilansir dari New York Post, sakit di kaki ini pada beberapa kasus bisa jadi pertanda awal adanya stroke atau serangan jantung yang membahayakan. Pasalnya, kram kaki bisa jadi tanda adanya penyakit arteri perifer yang bisa berisiko pada kesehatan jantung dan otak.
Seseorang yang mengalami penyakit arteri perifer merasa sakit karena adanya simpanan lemak di arteri kaki yang menghambat aliran darah ke otot. Hal ini juga terjadi pada arteri yang mengalir ke jantung dan otak.
Masalah ini menyebabkan seseorang penderita penyakit jantung perifer lebih berisiko mengalami serangan jantung atau stroke dibanding orang lain.
"Ketika kamu merasakan cengkeraman atau sensasi kram pada betis ketika berjalan, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena bisa jadi tanda adanya penyakit jantung perifer," terang Professor David Newby, profesor kardiologi dari British Heart Foundation Professor.
"Hal ini umum dialami perokok dan orang yang memiliki diabetes," sambungnya.
Walau penyakit ini selama ini lebih cenderung dialami pria, namun hal ini juga dialami pada wanita. Penyakit ini diderita satu dari setiap sepuluh wanita dengan usia di atas 50 tahun dan satu dari lima wanita berusia di atas 60 tahun. Walau begitu, masalah ini paling banyak dialami orang ketika usia bertambah terutama pada yang merokok atau memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Gejala dari penyakit jantung perifer ini melingkupi nyeri dan kram di betis, paha, pinggul, dan pantat. Hal ini lebih banyak dialami pada otot dan bukan pada persendian.
Rasa sakit yang muncul ini juga berbeda dari kelelahan otot yang disebabkan karena olahraga yang biasanya bertahan selama beberapa jam atau hari. Berbeda dari nyeri otot karena olahraga, rasa ngilu yang muncul ini terjadi karena gerakan dan bakal menghilang setelah beristirahat.
"Hal ini mungkin terjadi ketika ketika berjalan naik tangga atau bukit dan kamu bakal berhenti berkali-kali untuk beristirahat," Dr. Aruna Pradhan, pakar kardiologi dan asisten profesor di Harvard Medical School.
Selain terjadi ketika berjalan, kram kaki yang disebabkan karena penyakit jantung perifer bisa terjadi saat kamu tiduran. Beberapa orang bahkan mengalami perubahan warna di kaki, luka yang lama sembuh, rasa dingin di salah satu atau kedua kaki, bertumbuhnya rambut pada kaki atau kuku.
Walau masalah ini mungkin tidak hanya terjadi karena penyakit jantung perifer, namun disarankan untuk berkonsultasi ke dokter ketika mengalami masalah ini. Disarankan untuk mengukur tekanan darah pada kaki dan tangan juga.
Hasil tes tekanan darah ini untuk melihat apakah arteri milikmu tak mengalami masalah. tekanan darah rendah di kaki bisa menjadi pertanda kamu mengalami penyakit jantung perifer.
Ketika mengalami penyakit jantung perifer, disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup. Mulai olahraga secara rutin, hindari rokok, serta konsumsi makanan kaya buah, sayur, lemak sehat, serta biji-bijian.
"Salah satu masalah dari penyakit jantung perifer ini adalah bahwa orang diajari untuk menghindari rasa sakit yang muncul," terang Pradhan.
"Jadi, seseorang yang mulai merasa sakit di kaki mereka ketika berjalan mungkin berpikir bahwa mereka semakin tua dan berhenti berjalan. Hal ini sesungguhnya tidak kamu inginkan. Ketika kamu didiagnosis penyakit jantung perifer dan mengetahui penyebabnya, dokter akan menyarankan orang untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik untuk membantu mereka tetap fungsional," sambungnya.
Dokter juga bakal memberikan obat untuk mengurangi gejala yang muncul. Jika pembuntuan darah sudah parah, bahkan mungkin disarankan untuk melakukan operasi menghilangkan sumbatan tersebut.