Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Bambang Benny Setiaji mengungkapkan, asap itu muncul akibat kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti di Tulung Selapan, Pampangan, Cengal, Mesuji, dan Pematang Panggang. Hal itu bersumber dari LAPAN dengan tingkat kepercayaan 80 persen.
"Angin permukaan umumnya dari tenggara dengan kecepatan 5-15 Knot (9-28 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap ke wilayah Palembang," ungkap Bambang.
Dari pengamatannya, jarak pandang terendah pagi ini berkisar 1,2-1,5 Km dan kelembapan 90-96 persen dengan keadaan cuaca Smoke (Asap). Intensitas asap tebal umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari, mulai pukul 04.00 sampai 07.00 WIB. Hal ini disebabkan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
"Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik," ujarnya.
"Sementara konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang hari ini tercatat dalam kategori Sedang dengan nilai 78-123 gram/m3 sedangkan Nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 gram/m3," kata dia.
Menurut dia, asap diprediksi tetap muncul hingga tanggal 10 September 2019 di wilayah Sumsel karena berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada pukul 04.00-07.00 WIB seiring potensi menurunnya jarak pandang.
"Kami sarankan menggunakan masker dan minum banyak air saat beraktivitas di luar rumah," pungkasnya.