
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam dari Yogyakarta, lokomotif kereta api uap kuno yang pernah dipesan Jokowi (Joko Widodo) semasa masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, tiba di Solo. KA buatan Jerman tersebut selesai diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta dan dikembalikan ke Stasiun Purwosari.
"Tadi malam keluar dari Balai Yasa dan berangkat pukul 9.25 Wib,dari Stasiun Lempuyangan," ujar Executive Vice President ( EVP) PT KAI Daerah Operasional 6 Yogyakarta, Eko Purwanto, di Stasiun Purwosari.
Eko menjelaskan, lamanya perjalanan lokomotif selain karena berusia tua, juga disebabkan sejumlah gangguan. KA berjalan dari Yogyakarta bersama seorang masinis. Namun saat di Klaten, kereta mengalami gangguan sehingga didorong oleh lokomotif lain.
Untuk memanaskan mesin kereta harus dengan bahan bakar kayu dan butuh waktu 2-3 jam. Padahal kereta harus berhenti di sejumlah stasiun untuk memberikan kesempatan KA lainnya melintas. Sehingga agar cepat sampai, KA harus didorong oleh lokomotif lain.
"Tadi dari Lempuyangan ke sini jalan sendiri. Kemudian dari Ceper Klaten ke Purwosari didorong. Perjalanannya panjang sehingga kita harus nambah air lagi di Klaten," katanya.
Eko menyampaikan, kondisi lokomotif yang didatangkan dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tersebut, saat ini sudah baik. Balai Yasa sudah berhasil merestorasi lokomotif tersebut dengan tenaga dari PT KAI. Sehingga diharapkan lokomotif tersebut bisa memperkuat keberadaan KA uap wisata Jaladara.
Terkait perawatan yang dilakukan, Eko menyebut, tahapannya cukup banyak. KA dengan teknologi steam atau uap tersebut, boiler dan ketel yang digunakan sudah dibawa ke Metalurgi dan dinyatakan aman untuk beroperasi. Untuk spare part, dicarikan pada kereta sejenis yang ada atau dipesan di aksesoris di dalam negeri. Karena di pabriknya sudah tidak ada.
Pihaknya juga sudah melakukan ujicoba di Balai Yasa Yogyakarta pada 2 pekan lalu. Sehingga lokomotif jenis D410 tersebut aman untuk dioperasikan.
"Sudah kita ujicoba 2 minggu lalu di Balai Yasa. Dan ini sudah bisa beroperasi," katanya.
Lebih lanjut Eko menyampaikan, KA dengan lokomotif tersebut pernah beroperasi di daerah Jawa Barat. Terakhir beroperasi tahun 1958 dan kemudian dibawa ke TMII. KA buatan Jerman tersebut, lanjut dia, pertama beroperasi tahun 1923.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkot Surakarta, Hari Prihatno, mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan PT KAI terkait pengoperasian KA wisata tersebut. Harapannya KA bersejarah itu bisa dijalankan hingga ke Sukoharjo dan Wonogiri.
"Saya ada kabar baik dari pak Eko, katanya ada gerbong khususnya untuk meeting. Nanti akan digabungkan saat penyerahan ke Pemkot Solo, tanggal 17 pas HUT Kota Solo," kata dia.