816Agent
816WIN

Selasa, 18 Februari 2020

Diduga Jalani Ritual Sesat, Seorang Ayah di Pekanbaru Bunuh Anaknya

Diduga Jalani Ritual Sesat, Seorang Ayah di Pekanbaru Bunuh Anaknya

Hermanto, seorang ayah di Perumahan Griya Cipta, Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru nekat membunuh anaknya. Pelaku diduga tengah menjalani ritual sesat. Tidak ada rasa menyesal ketika warga dan polisi menanyakan apa yang telah diperbuatnya.
Hendi Prasetyo, seorang warga di perumahan tersebut mengatakan, pelaku bahkan menyebut korban merupakan anak soleh. Apa yang telah diperbuat pelaku membuat korban akan masuk surga.
"Enggak apa-apa mas, dia ini anak soleh, masuk surga nanti," ucap Hermanto kepada Hendi dan polisi, Pekanbaru, Senin (17/2).
Hendi mengakui, Hermanto selama ini dikenal ramah dan sering berbaur dengan warga lainnya. Namun dalam beberapa hari terakhir, kepala mekanik di sebuah bengkel itu menutup diri.
"Sejak Jumat pekan lalu sering mengurung diri di kamar bersama istri dan tiga orang anaknya. Korban merupakan anak ketiganya, usia tiga tahun," kata Hendi.
Perubahan perilaku ternyata terpantau oleh adik kandungnya, Iwan. Menurut pengakuan Iwan, kakaknya itu mempelajari sesuatu di luar agama dan sering melakukan ritual.
"Tadi pagi adiknya datang. Ngomong sama saya bahwa abangnya sudah tidak bisa dihubungi, rumah juga dikunci," kata Hendi.
Hendi bersama Iwan lalu masuk ke pagar dan mengitari rumah yang terkunci dari dalam. Keduanya dapat celah masuk melalui dapur, dan melihat korban Fadil tertelungkup di lantai serta ditutup pakai kain panjang.
"Pas kami lihat lehernya sudah terlilit kawat dari jemuran. Pelaku Hermanto ada di dapur itu terlihat santai," kata Hendi.
Melihat perbuatan di luar nalar ini, Hendi dan Iwan melapor kasus pembunuhan ini ke Ketua RT untuk diteruskan ke Polsek Tampan. Sejumlah polisi datang ke lokasi lalu mendobrak pintu rumah untuk menangkap pelaku.
"Polisi masuk dengan mendobrak pintu. Istri dan dua anak pelaku lainnya ada di kamar," kata Hendi.
Kapolsek Tampan Ajun Komisaris Juper Lumban Toruan SIK menyebut, pelaku saat ini masih diperiksa intensif. Istri dan dua anak pelaku lainnya dibawa ke Mapolsek sebagai saksi.
"Keterangan pelaku masih berubah-ubah, awalnya dibilang karena istrinya kerasukan genderuwo, kemudian dibilangnya kemasukan kuntilanak," kata Juper.
Selama diperiksa, pelaku terlihat tenang dan menjawab santai semua pertanyaan petugas. Tidak ada rasa penyesalan atas perbuatan keji yang dilakukan terhadap anak kandungnya.
"Seperti tidak melakukan apa-apa saja, wajahnya tenang," kata Juper.
Pengakuan pelaku, perbuatan keji terhadap korban dilakukan Senin dini hari, tepatnya pukul 03.00 WIB. Sebelum dibunuh, mulut pelaku disumpal pakai lembaran Alquran.
"Disobek lembaran tadi, disumpal ke mulut anaknya, lalu dibakar. Hal ini dilakukan pelaku di atas meja," kata Juper.
Tak lama kemudian, pelaku mengambil kawat dari jemuran kain lalu melilitkan ke leher anaknya. Alasan pelaku juga tidak masuk akal karena mendengar bisikan gaib.
"Jadi kuntilanak dari istrinya pindah ke tubuh korban tadi. Agar kuntilanak tadi tidak pergi melarikan diri, makanya tubuh korban dililit," sebut Juper.