816Agent
816WIN

Senin, 16 September 2019

BMKG Pastikan Kabut Asap di Aceh Bukan dari Karhutla Riau

BMKG Pastikan Kabut Asap di Aceh Bukan dari Karhutla Riau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh memastikan asap kabut menyelimuti sebagian Aceh selama tiga hari ini bukan akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau dan Aceh. Warga diminta agar tidak perlu panik munculnya kabut asap tersebut.
Kepala Stasiun Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh, Zakaria menjelaskan dalam beberapa hari ini tidak ada kebakaran hutan yang signifikan. Di samping itu suhu udara raltif dingin pagi hari berkisar antara 22-25 derajat celsius.
Demikian juga uap air di udara (RH) relatif tinggi antara 90-98 persen. Buktinya mulai pukul 10.00 WIB ke atas kabut sudah mulai menghilang dan bahkan visibity di atas 8 kilometer jarak pandangnya.
"Kabut ini disebut juga dengan istilah mist atau asal kata dari misty, kabut yang diakibatkan uap air yang tipis dengan jarak pandang lebih dari 1 kilometer," kata Zakaria, Senin (16/9) di Banda Aceh.
Menurutnya, bila kabut asap menyelimuti ditandai dengan suhu udara di atas 26 derajat celcius pagi hari. Begitu juga dengan RH akan turun di bawah 90 persen dan kabutnya akan bertahan hingga sore hari, bahkan bisa berhari-hari bila tidak turun hujan.
"Bila dilihat dari peta sebaran asap yang dikeluarkan oleh BMKG Pusat juga belum sampai asap dari Pekanbaru ke Aceh," ungkapnya.
Zakaria mengingatkan, sekarang Aceh memasuki masa transisi peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Serambi Makkah diperkirakan akan lebih banyak diguyur hujan walau belum merata seluruh Aceh.
Meskipun begitu ia meminta kepada masyarakat tetap mewaspadai terhadap Karhutla di masa transisi ini, karena cuaca cerah masih berpotensi terjadi di Tanah Rencong.
"Patut juga mewaspadai terhadap Karhutla. Perlu juga saya mengingatkan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi masuknya musim penghujan," pintanya.
Kata Zakaria, perlu mewaspadai bila musim hujan tiba bancana banjir dan longsor di daerah dataran tinggi. Untuk itu perlu segera menormalisasi sungai untuk bisa mencegah bencana tersebut.
"Segera membersihkan got-got agar air hujan dapat mengalir dengan lancar dan juga bila memungkinkan pekarangan rumah atau perkantoran tidak menutupi dengan menyemen atau mengaspal pekarangannya, dianjurkan menggunakan vapingblok agar sebagian air hujan juga bisa terserap ke dalam tanah," tutupnya.

Related Posts: