
Kuasa hukum keluarga WJ, Filri Darta mengungkapkan, WJ menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Charitas Palembang, Jumat (19/7) pukul 20.10 WIB. Korban dibawa ke rumah duka di Komplek Perumahan Sri Mas, Jalan Pertanahan, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, untuk dimakamkan.
"Ya, WJ meninggal dunia tadi malam pukul delapan lewat sepuluh menit," ungkap Firli, Sabtu (20/7).
Kematian WJ membuat keluarga sangat terpukul. Mereka tidak menyangka masuk sekolah itu justru membawa petaka bagi korban.
"Kami akan pertimbangkan untuk proses hukum selanjutnya, dilanjutkan atau tidak," ujarnya.
Dikatakannya, korban dilarikan ke RS Karya Asih seusai mengikuti MOS di sekolahnya, Sabtu (13/7). Korban menjalani operasi di perut karena usus terbelit.
Habis operasi, kondisi korban semakin menurun. Sejak saat itu koma dan dirujuk ke RS Charitas Palembang. Selama koma tersebut, WJ kerap mengigau dengan menyebutkan kata-kata 'ampun, ampun komandan.'
"Itu menjadi bagian dari dugaan keluarga bahwa korban kekerasan di sekolahnya," kata dia.
Sebelum WJ, satu peserta MOS SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, DBJ (14), lebih dulu tewas karena mengalami kekerasan di sekolahnya, Sabtu (14/7). Dia mengalami luka memar di kepala dan dada.
Polisi yang menerima laporan dugaan penganiayaan langsung melakukan penyelidikan. Alhasil, seorang pembina MOS, Obby Frisman Arkataku (24) ditetapkan sebagai tersangka yang diduga menjadi pelaku penganiayaan.
Polisi yang menerima laporan dugaan penganiayaan langsung melakukan penyelidikan. Alhasil, seorang pembina MOS, Obby Frisman Arkataku (24) ditetapkan sebagai tersangka yang diduga menjadi pelaku penganiayaan.