816Agent
816WIN

Senin, 18 Februari 2019

Gunung Merapi Embuskan Awan Panas Guguran Pagi Ini

Kondisi Gunung Merapi, Senin (18/2/2019)Jakarta - Gunung Merapi mengeluarkan awan panas akibat guguran gi gunung tersebut, Senin (18/2/2019) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat enam kali guguran pada periode pukul 06.00-07.32 WIB.
Awan panas guguran Gunung Merapi tersebut mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncur 200-1.000 meter. Terakhir, awan panas terjadi pukul 07.32 WIB dengan jarak luncur 200 meter.

"Telah terjadi awan panas guguran di Gunung #Merapi pada pukul 7.32 WIB dengan jarak luncur 200 m ke arah Kali Gendol dan tinggi asap 400 m," tulis BPPTKG dalam akun Twitternya, Senin.
Sementara, lima luncuran awan panas lainnya terjadi pukul 06.05, 06.13, 06.24, 06.25 dan 06.28 WIB. Jarak luncur maksimum awan panas Gunung Merapi ini mencapai 1 kilometer ke arah Kali Gendol.

BPPTKG menjelaskan, awan panas guguran dan guguran lava ini berpotensi menimbulkan hujan abu. "Sehingga #WargaMerapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," imbaunya.

Yogyakarta - Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas Senin (11/02/2019) pagi pukul 08.58 WIB. Guguran tersebut teramati dan tercatat oleh BPPTKG DIY meluncur sejauh 400 meter ke hulu Kali Gendol.
Berdasarkan keterangan melalui akun sosial media BPPTKG DIY, guguran tersebut terjadi dalam durasi 35 detik dengan jarak luncur 400 meter. Luncuran tersebut diketahui mengarah ke hulu Kali Gendol yang memang diketahui searah dengan bukaan kawah Gunung Merapi.

Guguran pukul 08.58 WIB tersebut bukan kali pertama terjadi Senin (11/02/2019) hari ini lantaran BPPTKG DIY mencatat ada 12 kali guguran mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB. Data seismik menunjukkan 12 kali guguran dengan durasi 12-48 detik.
BPPTKG DIY hingga saat ini menyatakan status Merapi masih berada di level II Waspada. Namun begitu BPPTKG tetap menghimbau agar masyarakat tak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak.
Kepala BPPTKG DIY Hanik Humaida menyampaikan kondisi guguran awan panas merupakan hal biasa dalam fase erupsi efusif Gunung Merapi.
"Itu hal yang biasa dan lazim terjadi dalam fase efusif. Kami berharap masyarakat tetap tenang dan waspada," katanya.