816Agent
816WIN

Rabu, 27 Februari 2019

7 Penyebab Meteran Mendadak Naik, Bikin Tagihan Tarif Listrik Bengkak

7 Penyebab Meteran Mendadak Naik, Bikin Tagihan Tarif Listrik Bengkak Pemakaian listrikharus diawasi agar tagihan tak membengkak. Agar tagihan tarif listrik tak membengkak, Anda bisa melakukan evaluasi dengan mengecek meteran listrik bulan sebelumnya dengan saat ini.


"Tinggal dicek saja meteran bulan lalu pakai berapa sekarang berapa, tinggal cek kWh meter saja kan kelihatan, dilihat catatan meternya saja," kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka.
Perlu diketahui, ada kebiasaan-kebiasaan sepele yang ternyata bisa mempengaruhi naiknya meteran listrik. Berikut penyebab meteran listrik mendadak naik dan tagihan tarif listrik membengkak:
1. Pemakaian AC yang Boros
 Jika biasanya Anda menyalakan AC dari pagi hingga malam sampai pagi lagi, kini Anda harus lebih berhemat. Anda bisa menyalakan AC saat malam hari saja, sedangkan pagi hari Anda bisa menggunakan udara alam.
Daya untuk AC 1 PK bisa mencapai 700 watt. Jadi untuk keperluan menghidupkan AC dibutuhkan biaya kira-kira = 700 W x 10 jam/hari x 30 hari /1.000 x Rp 1.467,28 =Rp 308.129 ribu.
Agar lebih hemat energi, ahli listrik kita menyarankan penggunaan AC tipe Freon R32. Kendati harganya sedikit lebih mahal, menurutnya AC ini lebih hemat energi. Pilih AC yang PK-nya tidak terlalu besar. Biasanya AC PK mengonsumsi listrik sebesar 350 watt, PK sebesar 500 watt, dan 1 PK sebesar 700 watt.
2. Pompa Air Juga Boros Listrik
Jika di rumah Anda dipasangi saklar otomatis untuk mematikan pompa air, maka cara ini membuat meteran listrik naik.

Mengapa? Karena dalam sistem ini, meski aliran air sudah dihentikan dengan menutup krannya, namun mesin masih terus menyala. Aliran listrik baru akan terputus (mesin off) setelah mencapai tekanan tertentu.

Di sinilah penggunaan energi listrik menjadi sangat tidak efisien karena untuk mencapai level tekanan tersebut, mesin akan menyedot daya listrik yang sangat besar. Jadi bayangkanlah jika dalam sehari ada beberapa anggota keluarga yang sering membuka tutup kran.

Solusi atas problem ini adalah dengan memasang tandon atau profil tank yang dipasangi saklar pelampung (radar). Tandon air memungkinkan pompa tidak terlalu sering hidup dan mati karena saklar pelampung dapat diatur sesuai kebutuhan air dan stok air yang akan disimpan.

Bila Anda sudah memiliki tandon air, komponen otomatis bisa Anda non aktifkan. Dengan cara ini pompa menjadi lebih hemat listrik karena ia hanya akan menyala saat periode tertentu.
3. Penggunaan TV Tabung yang Boros Listrik
TV tabung ternyata jauh lebih boros daripada TV LED atau LCD. Dibandingkan TV tabung, TV LED ternyata lebih menghemat daya 50 persen karena penggunaan pencahayaannya juga lebih sedikit dalam mengonsumsi daya listrik.

Dibandingkan LED, ia juga lebih hemat 20 persen-30 persen. Hanya saja harga LED memang sedikit lebih mahal dibandingkan LCD.
4. Pemakaian Komputer Lebih Boros daripada Laptop
Sebenarnya yang membuat boros pemakaian komputer adalah CPU. CPU yang lama bisa menyedot daya listrik hingga 400 watt. Sementara laptop hanya butuh daya 25 watt.

Selain itu, beberapa merek laptop memiliki fitur pemutus arus charging otomatis. Dengan begitu, baterai laptop Anda tak cepat rusak saat kabelnya terkoneksi listrik terus-menerus selama beberapa jam.
5. Pilihlah Kulkas Sesuai Pemakaian
Dalam pemilihan kulkas, ada baiknya Anda mempertimbangkan pemakaian dan daya listrik yang diperlukan. Untuk kulkas 1 pintu biasanya butuh daya listrik 50 sampai 80 watt. Sedangkan yang 2 pintu daya listriknya 100-120 watt. Jadi, semakin besar kapasitas atau volume kulkas, daya listrik yang diperlukan juga semakin besar.

Tahukah Anda, 7 persen energi terbuang percuma jika kulkas terlalu sering atau terlalu lama dibuka. Lemari es tua yang berusia di atas 10 tahun juga semakin boros energi. Kebutuhan dayanya 75 persen lebih banyak ketimbang saat masih baru.
6. Daya Rice Cooker Juga Sangat Besar
Pemakaian rice cooker atau penanak nasi yang terus-menerus juga menjadi penyebab borosnya listrik. Bila dalam sehari rice cooker memanaskan nasi selama 10 jam, dan itu terjadi sepanjang hari selama sebulan, maka pemakaian listriknya adalah 77 Watt x 10 jam/hari x 30 hari/bulan = 23,1 kWh per bulan. Ini artinya, untuk penggunaan rice cooker Anda butuh biaya sekitar Rp 34 ribu.

Namun jika colokan rice cooker dicopot, maka pengeluaran akan lebih hemat. Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun menyarankan ingin mengonsumsi nasi hangat, kukus dulu sebentar menjelang waktu makan. Jadi Anda bisa menghemat puluhan ribu rupiah.
7. Mencabut Kabel-Kabel yang Tak Terpakai
Biasakan berperilaku hemat listrik seperti mencabut kabel-kabel yang terpasang di saklar yang tak digunakan. Biasanya kabel-kabel yang terpasang seperti kabel charger ponsel, kabel charger laptop, kabel tv, kabel penanak nasi dan beberapa kabel lainnya. Karena kabel yang terpasang, berarti listriknya terbuang sia-sia dan Anda harus tetap bayar.

Tak hanya itu saja, matikan televisi saat Anda ingin tidur, memadamkan lampu dan mencabut berbagai kabel elektronik. Akan lebih bagus jika Anda menggunakan listrik dengan sistem pulsa ketimbang pasca bayar karena membuat pemakaian listrik lebih terkontrol.

Sistem ini secara otomatis akan memutus aliran listrik sesuai dengan nominal pulsa yang Anda beli.