816Agent
816WIN

Selasa, 05 Mei 2020

Tiga Metode Dipakai Pemerintah untuk Deteksi Covid-19

Tiga Metode Dipakai Pemerintah untuk Deteksi Covid-19

Indonesia memakai tiga metode tes untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19. Pertama, menggunakan Real Time - Polymerase Cgain Reaction (RT-PCR).
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan tes model ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi bahkan hampir 95 persen. Tes ini juga dipakai banyak negara. Caranya, mengambil cairan dari hidung atau tenggorokan.
"RT PCR inilah yang dipakai di seluruh dunia untuk memastikan apabila sampel berupa swabnya diambil dari hidung atau tenggorokan, itu bisa dites dan menunjukkan positif atau negatif terhadap virus SarsCov 2 ini," kata Wiku di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (5/5).
Metode kedua yang dipakai melalui Tes Cepat Molekuler (TCM). Tes ini dilakukan secara molekuler dan mempunyai sensitifitas sekitar 95 persen.
"TCM, tes cepat molekuler, menggunakan sebuah yang relatif cepat, dilakukan secara molekuler, dan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi sekitar 95 persen," katanya.
Kendati hampir sama dengan RT-PCR, TCM dinilai lebih cepat. Sebab, tes RT-PCR harus memerlukan reagen dan sampel.
"Kalau yang Rat PCR tadi sering disebut sebagai open system jadi sistemnya terbuka, memerlukan reagen dan sampel dan bisa dilakukan tes dengan relatif cepat beberapa jam sudah bisa ketemu hasilnya," kata Wiku.
Wiku memaparkan, alat tes TCM sebelumnya hanya dipakai untuk menguji sejumlah penyakit. Misalnya, TBC, HIV, dan lainnya. Bahkan, alat ini diklaim sudah dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan tersebar di banyak tempat.
"Kalau ini dipakai, maka hasilnya lebih cepat keluarnya dan sangat spesifik dan sensitif. Alat ini sebenarnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia tersebar di banyak tempat, cuma masalahnya cartridge atau kasetnya itu kesulitan kita mendapatkannya karena persaingan di dunia semua perlu itu," jelasnya.
Metode tes ketiga, lanjutnya, uji cepat atau biasa disebut Rapid Diagnostic Test (RDT). Tes ini berupa mengetes antibodi dalam tubuh seseorang.
"Jadi yang sering dipakai adalah RDT antibodi, di mana rapid test ini bisa mendeteksi adanya antibodi yang telah muncul di penderita, biasanya antibodi itu muncul setelah orang tersebut terpapar dan mulai tubuhnya melawan," kata Wiku.
"Maka dari itulah pentingnya memiliki suatu sistem dalam pengujian, kalau sampai positif di harus di-follow up dengan tes menggunakan RTPCR untuk memastikan hasilnya," pungkasnya.