816Agent
816WIN

Selasa, 05 Mei 2020

Pagi Ini, Tercatat 915 Pasien Jalani Rawat Inap di Wisma Atlet

Pagi Ini, Tercatat 915 Pasien Jalani Rawat Inap di Wisma Atlet

Pasien rawat inap Rumah Sakit Darurat Wisman Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat berkurang dua orang dibanding tadi malam. Tercatat per pukul 8.00 WIB, Selasa (5/5), pasien rawat inap di sana berjumlah 915 orang.
Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Wapangkogasgabpad), Brigjen TNI M. Saleh Mustafa mengatakan, dari jumlah tersebut sebanyak 759 orang di antaranya merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sedangkan 86 orang PDP dan 70 orang ODP," jelasnya melalui keterangan tertulis, Selasa (5/5).
Sebagai informasi, tadi malam jumlah pasien positif Covid-19 di RSD Wisma Atlet ada 762 orang. Ini disebabkan adanya pengurangan pasien positif Covid-19 tiga orang. Sementara penambahan satu orang ada di pasien PDP yang semula 85 kini 86 orang.
"Jumlah pasien tidak rawat inap ada 260 orang," kata Saleh.
Saleh mengungkapkan, sebanyak 818 orang juga telah keluar dari rumah sakit tersebut. Salah satunya karena dirujuk ke rumah sakit lain, yakni sebanyak 88 orang.
"Sisanya atas permintaan sendiri 25 orang, isolasi mandiri 702 orang, dan meninggal dunia tiga orang," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut laju temuan baru kasus positif virus corona di Indonesia mengalami penurunan hingga 11 persen. Kendati begitu, dia meminta semua masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan virus corona.
"Laju kasus baru menurun sampai 11 persen. Tetapi hal ini bukan berarti kita lengah," ucap Doni Monardo dalam video konferensi usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (4/5).
Dia mengingatkan masih adanya potensi penyebaran virus corona dari sejumlah klaster. Terlebih, ada 89 ribu pekerja migran dari luar negeri yang pulang ke tanah air.
"Kehadiran sejumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang berpotensi menular, jemaah tabligh, klaster gowa, beberapa tempat industri, pemudik yang lolos pemeriksaan aparat. Ini bisa berpotensi meningkatkan kasus kembali," jelasnya.