:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2557241/original/018411300_1545904033-20181227-Minim-Tempat-MCK_-Warga-Kramat-Pulo-Cuci-Pakaian-di-Pinggir-Jalan-Iqbal2.jpg)
Basuki mengatakan, di dunia ada tiga negara yang masyarakatnya masih membuang air besar sembarangan. Ketiga negara itu adalah Indonesia, Nigeria, dan India. Kondisi ini tentunya menjadi perhatian pemerintah untuk memperbaiki sanitasi masyarakat.
Buang air besar sembarangan yang dimaksud Basuki bukan di sungai atau tempat yang terdapat air, tetapi di halaman rumah dan kotorannya dibuang sembarangan.
"Bukan di sungai, tapi di halaman. Nyusun sewu, mohon maaf. Ada yang buang air di kasih kresek dan dibuang ke pohon dan dimakan burung," kata Basuki, saat menghadiri program Sinergi untuk Rakyat, di Desa Sindangsari, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).
Buang air besar sembarangan akan membawa dampak negatif secara jangka panjang, sebab akan mencemari air dan tanah. Sehingga dikhawatirkan generasi ke depan akan mengalami keterbelakangan.
"Ini bukan untuk kita, tapi untuk anak-anak kita. Khususnya untuk air bersih dan sanitasi. Supaya kita enggak stunting. Kalau di sungai mengalir ya, kalau di halaman itu sembarangan. Itu meresap mengotori air tanah. Kalau sudah dikotori itu tidak bisa dibersihkan," katanya.