
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran ini terjadi tiga kali. Pertama terjadi pada pukul 04.24 WIB. Kemudian terjadi lagi pada pukul 06.17 WIB dan terakhir pukul 08.58 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran pada pukul 04.24 memiliki jarak luncur 1.000 meter. Awan panas guguran ini berdurasi 108 detik.
"Pukul 06.17 WIB terjadi awan panas guguran dengan durasi 104 detik. Jarak luncur 1.000 meter ke arah hulu kali Gendol," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya.
Awan panas guguran kembali terjadi di pukul 08.58 WIB. Awan panas guguran ini memiliki jarak luncur 900 meter dengan durasi 90 detik. Awan panas guguran ini mengarah ke kali Gendol.
Hanik menjelaskan hingga saat ini belum ada perubahan status Gunung Merapi. Gunung Merapi masih berstatus waspada atau level II sejak 21 Mei 2018 yang lalu.
"Rekomendasi kami tetap sama. Radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan. Masyarakat diminta tetap tenang dan selalu waspada," tutur Hanik. (lis)